Sikap masyarakat
selama ini seperti sudah terbiasaketika harga komoditas sayuran, terutama
cabai, naik turun dalam rentang setahun. Apalagi jika peningkatan dan penurunan
harganya tidak terlalu signifikan. Namun, ketika lonjakan kenaikannya cukup
drastic, masyarakat mulai berteriak. Semua pejabat unjuk bicara tentang sebab
musababnya, bahkan saling menyalahkan tanpa memberikan solusi praktis jangka
pendek untuk mengatasinya. Media massa pun menjadi punya topic hangat untuk
dijadikan berita setiap hari. Sebenarnya sangat mudah dipahami jika harga cabai
sampai melebihi harga daging dan respon mereka seperti itu. Mengingat juga
masyarakat Indonesia sangat gemar makan masakan pedas.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan
harga cabai berfluktuasi, diantaranya kebiasaan petani bertaman cabai mengiktui
pola musim tanam sehingga pasokannya ke pasar tidak kontinyu. Masih rendahnya
pengetahuan petani terhadap karakter tanaman cabai sangat terkait dengan
hambatan pertumbuhan tanamn pada musim – musim tertentu adalah sebab lain. Dan
tidak bisa dipungkiri, cuaca ekstrem yang melanda pertanian menjadi penyebab
utama lonjakan drastic komoditas ini.
Jika penanaman cabai dilakukan
secara kontinu sepanjang tahun, dan sudah ada pemahaman petani untuk
mengantisipasi hambatan musim, serta sosialisasi prakiraan cuaca ekstrem dari
instansi terkait berjalan dengan baik, maka pasokan cabai ke pasar akan
relative kontinu setiap saat. Jika hal ini bisa terwujud, maka fluktuasi harga
cabai bukan lagi sebuah fenomena yang dianggap biasa, karena seharusnya memang
tidak perlu terjadi.
disadur dari panduan teknis cabai terbitan dari Agromedia