Rabu, 22 November 2017

Diversifikasi Karet Nilam

Umumnya petani karet menunggu selama 5 sampai dengan 6 tahun untuk menikmati keuntungan pertanamannya. Namun berbeda dengan petani di Kotawaringin Timur melalui inovasi penanaman karetnya. Jika petani karet biasanta menutup areal pertanaman karetnya dengan tanaman kacang – kacangan (cover crop), yang kurang bernilai ekonomi, maka petani di Provinsi Kalimantan memilih menanam nilam.
Tidak dipungkiri, nilam merupakan salah satu tanaman perkebunan bernilai ekonomi tinggi. Prospek ekspor komoditi ini masih cukup besar, seiring semakin tingginya permintaan terhadap parfum / kosmetika. Dapat dikatakan bahwa hingga saat ini belum ada produk apapun baik alami maupun sintetis yang dapat digantikan minyak nilam dalam posisinya sebagai fiksasi (Agroindo, 2008).
Tanaman nilam, oleh petani ditanam disela – sela karet hingga berumur 3 tahu. Dan 6 bulan setelah menggarap dan menanam bibit nilam, petani di Kotawaringin Timur sudah bisa menghitung lembaran uang dari penjualan nilam.
Bibit nilam bermutu tidak sulit diperoleh, petani di Kotawaringin Timur mendapatkannya dari Barittro Bogor dengan jenis varietas Sidikalang, sedangkan bibit karet petani menggunakan klon – klon unggul penangkar.
Trik Tumpang Sari Karet – Nilam
            Petani melaksanakan pembersihan laha n untuk menanam bibit karet dengan jarak tanam 4 meter x 6 meter. Lahan yang sudah bersih diberi ajir sesuai dengan jarak tanam. Kemudian dibuat lobang dengan ukuran 30 cm x 30 cm. setelah lahan dibersihkan dari bibit karet ditanam, lalu dilaksanakan penanaman nilam disela – sela tanaman karet dengan jarak tanam 1 meter x 1 meter. Setelah ditanam bibit karet maupun bibit nilam diberi kapur sebanyak 100 gram untuk setiap lobam tanam.
            Pada tanaman nilam diberikan pupuk organi triba. Setelah tanaman nilam berumur satu bulan dilaksanakan penyiangan dan pembubunan. Untuk mencegah serangan hama tanaman disemprot perstisida alami yang dibuat menggunakan EM-4. Untuk daerah – daerah dengan pabrik pengolahan kelapa sawit dapat menggunakan kompos yang berasal dari jajang kosong kelapa sawit yang sudah dipotong – potong dan difermentasi.
Mari Menikmati Hasil
            Panen nilam pertama dilakukan enam bulan setelah tanam, panen berikutnya dilakukan setiap 3 bulan. Coba kita perhatikan keuntungan yang diperoleh petani. Dengan asumsi petani menanam sebanyak 10.000 tanaman per hektar dan setiap pohon menghasilkan 1 Kg daun basah, maka petani mendapatkan 10.000 kg setiap panen.
            Jika daun basah ditingkat pengumpul adalah Rp 1300 / kg maka penghasilan petani mencapai Rp13.000.000 setiap kali panen untuk luas tanaman 1 ha. Bukankah penghasilan sampingan yang cukup menggiurkan. Keuntungan akan lebih menarik jika petani menjual dalam bentuk minyak nilam. Maka keuntungan pertanaman nilam selama 3 tahun sama mensejahterakan dengan hasil tanaman karet itu sendiri.

            Tentunya inovasi petani ala Kotawaringin Kalimantan Timur ini layak juga untuk ditiru, khusus di wilayah pengembangan karet lainnya. 

disadur dari buku Budidaya Karet Unggul , Haryanto Budiman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar