Penyebab utama terjadinya serangan hama bubuk diduga
semula dari serangan pathogen Fusarium pada batang tanaman karet. Fusarium
merupakan parasit lemah yang dapat menginfeksi tanaman melalui luka dan
kemudian pathogen terbawa ke dalam jaringan tanaman.
Umumnya
fusarium dapat bertahan hidup dalam tanah sampai beberapa tahun dalam kondisi
dorman dalam bentuk clamydospora dengan membentuk dinding sel yang tebal. Fusarium
merupakan parasit luka yang menyerang dan masuk ke dalam jaringan tanaman jika
ada luka dikulit tanaman.
Masuknya pathogen ke dalam jarigngan tanaman melalui
luka jika pada waktu terjadi luka terdapat inokulum pathogen maka inokulum pathogen
akan mudah masuk ke dalam jaringan tanaman dan menginfeksi tanaman sehingga
menyebabkan pelemahan dan pembusukan jaringan kulit. Kulit yang busuk tidak
akan menghasilkan lateks. Tetapi pada panel sehat pada pohon yang sama masih
menghasilkan lateks. Selain itu juga panel sadap yang terserang menjadi rentan
terhadap serangan kumbang bubuk. Akibatnya batang tanaman karet menjadi lapuk
dan mudah patah. Infeksi awal yang terjadi terlambat terdeteksi dan
diindetifikasi sehingga menyebar dan meluas. Penyebaran / penularan penyakit
dari pohon sakit ke pohon sehat lainnya dapat terjadi melalui pisau sadap.
Untuk mencegah meluasnya serangan penyakit fusarium
dan hama bubuk, maka perlu diambil tindakan sebagai berikut:
1.
Mencegah
meluasnya dan terjadinya serangan penyakit pada batang tanaman karet agar tidak
terjadi serangan jama bubuk.
2.
Pengendalian penyakit
batang fusarium dapat dilakukan dengan cara pelumasan fungisida berbahan aktif
benomyl (benlate), carbendazim (derosal 60 WP), dan tridemorf (Calixin RM)
dengan konsentrasi 0.2 – 0.5 %
3.
Tanaman yang mendapat
serangan hama bubuk sebaiknya penyadapan diteruskan pada bidang yang sehat
dengan interval sadap yang diturunkkan. Hal ini bertujuan untuk mencegah /
mengisolasi meluasnya serangan pada kulit yang masih sehat, dengan catatan
pisau sadap sebelum digunakan terlebih dahulu didisinfektan dengan alkhohol 70
%, formalin 1 %, atau chlorox. Untuk mengendalikan hama bubuk dilakukan
aplikasi insektisida berbahan aktif carbaryl (sevin 80 s, sevin 50 wp),
deltametrin (decis 25 f), atau lamda sihalotrin (matador 25 EC) dengan
konsentrasi 0.5 – 1 %.
4.
Cara pengobatan.
Bagian kulit yang mongering / mati dikerok hingga ke bagian jaringan kulit yang
sehat. Setelah dikerok, segera lumas dengan larutan insektisida dan keesokan
harinya dilumas dengan larutan fungisida. Aplikasi insektisida maupun fungisida
dilakukan sebanyak 4 – 5 kali, atau sampai tidak terjadi infeksi baru lagi. Interval
aplikasi 5 - 7 hari. Untuk mencegah
meluasnya infeksi ke jaringan kulit yang masih sehat. Dapat dilakukan dengan membuat
isolasi yakni memotong jaringan kulit sehat kurang lebih 5 cm dari batas kulit
sakit dengan kedalaman kurang lebih 2 mm dari cambium.
Kalau pakai decis bisa ngk untuk meng usir hama bubuk itu
BalasHapus