Selasa, 05 Desember 2017

Hama Bubuk pada Tanaman Karet

       Penyebab utama terjadinya serangan hama bubuk diduga semula dari serangan pathogen Fusarium pada batang tanaman karet. Fusarium merupakan parasit lemah yang dapat menginfeksi tanaman melalui luka dan kemudian pathogen terbawa ke dalam jaringan tanaman.
            Umumnya fusarium dapat bertahan hidup dalam tanah sampai beberapa tahun dalam kondisi dorman dalam bentuk clamydospora dengan membentuk dinding sel yang tebal. Fusarium merupakan parasit luka yang menyerang dan masuk ke dalam jaringan tanaman jika ada luka dikulit tanaman.
Masuknya pathogen ke dalam jarigngan tanaman melalui luka jika pada waktu terjadi luka terdapat inokulum pathogen maka inokulum pathogen akan mudah masuk ke dalam jaringan tanaman dan menginfeksi tanaman sehingga menyebabkan pelemahan dan pembusukan jaringan kulit. Kulit yang busuk tidak akan menghasilkan lateks. Tetapi pada panel sehat pada pohon yang sama masih menghasilkan lateks. Selain itu juga panel sadap yang terserang menjadi rentan terhadap serangan kumbang bubuk. Akibatnya batang tanaman karet menjadi lapuk dan mudah patah. Infeksi awal yang terjadi terlambat terdeteksi dan diindetifikasi sehingga menyebar dan meluas. Penyebaran / penularan penyakit dari pohon sakit ke pohon sehat lainnya dapat terjadi melalui pisau sadap.
Untuk mencegah meluasnya serangan penyakit fusarium dan hama bubuk, maka perlu diambil tindakan sebagai berikut:
1.      Mencegah meluasnya dan terjadinya serangan penyakit pada batang tanaman karet agar tidak terjadi serangan jama bubuk.
2.      Pengendalian penyakit batang fusarium dapat dilakukan dengan cara pelumasan fungisida berbahan aktif benomyl (benlate), carbendazim (derosal 60 WP), dan tridemorf (Calixin RM) dengan konsentrasi 0.2 – 0.5 %
3.      Tanaman yang mendapat serangan hama bubuk sebaiknya penyadapan diteruskan pada bidang yang sehat dengan interval sadap yang diturunkkan. Hal ini bertujuan untuk mencegah / mengisolasi meluasnya serangan pada kulit yang masih sehat, dengan catatan pisau sadap sebelum digunakan terlebih dahulu didisinfektan dengan alkhohol 70 %, formalin 1 %, atau chlorox. Untuk mengendalikan hama bubuk dilakukan aplikasi insektisida berbahan aktif carbaryl (sevin 80 s, sevin 50 wp), deltametrin (decis 25 f), atau lamda sihalotrin (matador 25 EC) dengan konsentrasi 0.5 – 1 %.

4.      Cara pengobatan. Bagian kulit yang mongering / mati dikerok hingga ke bagian jaringan kulit yang sehat. Setelah dikerok, segera lumas dengan larutan insektisida dan keesokan harinya dilumas dengan larutan fungisida. Aplikasi insektisida maupun fungisida dilakukan sebanyak 4 – 5 kali, atau sampai tidak terjadi infeksi baru lagi. Interval aplikasi 5  - 7 hari. Untuk mencegah meluasnya infeksi ke jaringan kulit yang masih sehat. Dapat dilakukan dengan membuat isolasi yakni memotong jaringan kulit sehat kurang lebih 5 cm dari batas kulit sakit dengan kedalaman kurang lebih 2 mm dari cambium. 

1 komentar: