Sabtu, 07 Februari 2015

Ekonomi Makro dan Segala Permasalahannya

oleh : M Nasir

RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO
Ruang lingkup teori ekonomi mikro menunjukkan bahwa teori tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana sesuatu perekonomian berfungsi dan menjalankan kegiatannya. Hakikat teori tersebut adalah bagaimana sesuatu masyarakat yang (1) memiliki faktor – faktor produksi yang terbatas, tetapi (2) mempunyai keinginan memperoleh barang dan jasa yang tidak terbatas, membuat pilihan – pilihan dalam memproduksi dan mengonsumsi barang dan jasa sehingga kepuasan dan kesejahteraan masyarakat dapat dimaksimumkan.
Perkembangan Teori Ekonomi makro
Pada tahun 1929-1932 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia, yang bermula dari kemerosotan ekonomi Amerika Serikat. Puncaknya, seperempat dari tenaga kerja di Amerika Serikat menganggur dan pendapatan nasionalnya mengalami kemorosotan yang sangat tajam. Kemunduran ekonomi ini menyadarkan para ahli bahwa mekanisme pasar tidak secara otomatis mampu menumbuhkan ekonomi dan penggunaan tenaga kerja yang penuh. Ketidakmampuan tersebut mendorong seorang ahli ekonomi Inggris yaitu John Maynard Keynes mengemukakan pandangan dalam bukunya yang berjudul “The General Theory of Employment, Interest and Money pada tahun 1936.
Isu Utama dalam Analisis Ekonomi Makro
Isu yang dihadapi adalah (1) pengeluaran konsumsi rumah tangga, (2) investasi perusahaan, (3) pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah, dan (4) ekspor impor.
Salah satu aspek penting dalam kegiatan perekonomian yang menjadi tolak ukur ekonomi karo adalah pandangan bahwa system pasar tidak selalu dapat mewujudkan (1) penggunaan tenaga kerja penuh, (2) kestabilan harga, dan (3) pertumbuhan ekonomi.
Masalah Utama Dalam Perekonomian
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi
3. Pengangguran
4. Kenaikan harga – harga (inflasi)
5. Neraca perdagangan dan pembayaran.
Salah satu faktor efisiensi ekonomi adalah nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode tertentu. Yang pertama adalah besarnya output nasional merupakan gambaran awal seberapa efisiensi sumber daya ada dalam perekonomian. Kedua adalah besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang produktifitas dan tingkat kemakmuran suatu negara. Ketiga adalah gambaran awal tentang masalah – masalah structural yang dihadapi suatu perekonomian.

PENDAPATAN NASIONAL
Istilah yang paling sering dipakai dalam pendapatan nasional adalah PDB (produk domestic bruto). Istilah ini merujuk pada “nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu dengan menggunakan faktor – faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut”.
Siklus Aliran pendapatan

            Gambar : Circular Flow Of Economic Activity
Model Circular Flow membagi perekonomian menjadi empat sector, yaitu:
1. Sektor rumah tangga , terdiri dari individu yang dianggap homogen dan identik.
2. sector perusahaan, terdiri dari sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa
3. sector pemerintah, memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan.
4. sector luar negeri, yaitu sector perekonomian nasional, dimana perekonomian melakukan transaksi ekspor dan impor.
TEORI KONSUMSI DAN INVESTASI
Teori Konsumsi
Pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga. Namun, yang dibahas disini adalah konsumsi rumah tangga karena konsumsi rumah tangga lebih komplek.
Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
1. faktor ekonomi
2. faktor demografi
3. faktor non ekonomi
Faktor diatas  menjelaskan bahwa pendapatan, kekayaan, tingkat bunga, dan perkiraan masa serta faktor demofrafi dan faktor – faktor lain memiliki peranan penting dalam menentukan tingkatan konsumsi yang diperlukan rumah tangga.
Teori Investasi
Criteria Investasi
1. Payback period
2. benefit / cost ratio
3. net present value
4. internal rate of return

PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Pengangguran dan investasi adalah dua masalah ekonomi utama yang dihadapi setiap masyakat. Kedua – dua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan beberapa efek buruk yang bersifat  ekonomi, politik, dan social. Untuk menghindari berbagai efek buruk yang mungkin timbul, berbagai kebijakan ekonomi perlu dijalankan.
1. Pengangguran
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang tidak mau bekerja, tidak dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika dia mencari kerja, mungkin dia akan mendapatkannya.
Dalam ilmu kependudukan, orang yang mencari kerja masuk dalam kelompok penduduk yang disebut dengan angkatan kerja. Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah 15 – 64 tahun. Tetapi tidak semua orang yang berusia 15 – 64 tahun dihitung sebagai angkatan kerja. Yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk berusia 15 – 64 tahun dan sedang mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, entah karena harus mengurus keluarga, atau sekolah, tidak termasuk angkatan kerja.
Gambar : Struktur Penduduk Berdasarkan Usia

Pada diagram diagram terlihat bahwa jmlah penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Yang masuk kelompok bukan usia kerja adalah anak – anak dan manusia lanjut usia. Dari jumlah penduduk usia kerja, yang masuk angkatan kerja adalah mereka yang mencari kerja atau bekerja. Sebagian yang tidak bekerja tidak masuk angkatan kerja.

2. Inflasi
Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang – barang yang bersifat umum dan terus menerus. Ada tiga komponen inflasi yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi yaitu: kenaikan harga, bersifat umum, dan berlangsung secara terus – menerus.
Ada beberapa masalah social (biaya social) yang muncul dari inflasi yang tinggi (> 10 % per tahun). Yang akan dibahas dalam bagian ini adalah:
1. Menurunnya Tingkat Kesejahteraan Rakyat
2. Makin Buruknya Distribusi Pendapatan
3. Terganggunya Stabilitas Ekonomi
3 permasalahan diatas jika tidak dihadapi dengan bijak dan dikendalikan dengan teratur akan menjadi boomerang yang sangat dapat menghancurkan perekonomian masyarakat bahkan negara.

3. Masalah Inflasi dan Kebijakan Pemerintah
Mewujudkan inflasi nol persen secara terus menerus dalam perekonomian yang berkembang adalah sukar untuk dicapai. Oleh sebab itu dalam jangka panjang yang perlu diusahakan adalah sukar dicapai. Oleh sebab itu dalam jangka panjang yang perlu diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi berada pada tingkat yang sangat rendah. Mengusahakan untuk mencapai tujuan ini merupakan salah satu tugas utama dari bank sentral. Langkah – langkah pemerintah yang dapat digolongkan sebagai kebijakan “diskresioner” barulah dilaksanakan apabila inflasi yang berlaku adalah serius dari inflasi merayap.
Secara kontinyu kebijakan pemerintah diperlukan untuk menjaga kestabilan harga – harga dan mengurangi tingkat pengangguran pada tingkat yang sangat rendah. Kebijakan pemerintah tersebut dapat dibedakan kepada tiga bentuk: kebijakan fiscal, kebijakan moneter, dan kebijakan segi penawaran. Alat yang digunakan dalam kebijakan fiscal adalah mengubah pengeluaran pemerintah, mengubah pajak dan gabungan dari keduanya. Kebijakan moneter dijalankan dengan mempengaruhi penawaran uang dan suku bunga. Sedangkan kebijakan segi penawaran terutama bertujuan untuk meninggikan efisiensi kegiatan ekonomi dan mendorong lebih banya investasi yang akan memindahkan kurva penawaran agregat AS ke kawan / ke bawah.

DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, P dan Manurung. 2004. M. Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro Ekonomi & Mikro Ekonomi). Penerbit FEUI: Jakarta
Sukirno, Sadono, 2010. Makro ekonomi Teori Pengantar. Rajawali Pers: Jakarta

Widodo, ST. 1990. Indikator Ekonomi. Penerbit Kanisius: Penerbit Kanisius: Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar