oleh : M Nasir
RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO
RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO
Ruang
lingkup teori ekonomi mikro menunjukkan bahwa teori tersebut bertujuan untuk
memberikan gambaran tentang bagaimana sesuatu perekonomian berfungsi dan
menjalankan kegiatannya. Hakikat teori tersebut adalah bagaimana sesuatu
masyarakat yang (1) memiliki faktor – faktor produksi yang terbatas, tetapi (2)
mempunyai keinginan memperoleh barang dan jasa yang tidak terbatas, membuat
pilihan – pilihan dalam memproduksi dan mengonsumsi barang dan jasa sehingga
kepuasan dan kesejahteraan masyarakat dapat dimaksimumkan.
Perkembangan
Teori Ekonomi makro
Pada
tahun 1929-1932 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia, yang bermula dari
kemerosotan ekonomi Amerika Serikat. Puncaknya, seperempat dari tenaga kerja di
Amerika Serikat menganggur dan pendapatan nasionalnya mengalami kemorosotan
yang sangat tajam. Kemunduran ekonomi ini menyadarkan para ahli bahwa mekanisme
pasar tidak secara otomatis mampu menumbuhkan ekonomi dan penggunaan tenaga
kerja yang penuh. Ketidakmampuan tersebut mendorong seorang ahli ekonomi Inggris
yaitu John Maynard Keynes mengemukakan pandangan dalam bukunya yang berjudul
“The General Theory of Employment, Interest and Money pada tahun 1936.
Isu
Utama dalam Analisis Ekonomi Makro
Isu
yang dihadapi adalah (1) pengeluaran konsumsi rumah tangga, (2) investasi
perusahaan, (3) pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah, dan (4) ekspor
impor.
Salah
satu aspek penting dalam kegiatan perekonomian yang menjadi tolak ukur ekonomi
karo adalah pandangan bahwa system pasar tidak selalu dapat mewujudkan (1)
penggunaan tenaga kerja penuh, (2) kestabilan harga, dan (3) pertumbuhan
ekonomi.
Masalah
Utama Dalam Perekonomian
1.
Pertumbuhan Ekonomi
2.
Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi
3.
Pengangguran
4.
Kenaikan harga – harga (inflasi)
5.
Neraca perdagangan dan pembayaran.
Salah
satu faktor efisiensi ekonomi adalah nilai output nasional yang dihasilkan
sebuah perekonomian pada suatu periode tertentu. Yang pertama adalah besarnya
output nasional merupakan gambaran awal seberapa efisiensi sumber daya ada
dalam perekonomian. Kedua adalah besarnya output nasional merupakan gambaran
awal tentang produktifitas dan tingkat kemakmuran suatu negara. Ketiga adalah
gambaran awal tentang masalah – masalah structural yang dihadapi suatu
perekonomian.
PENDAPATAN NASIONAL
Istilah
yang paling sering dipakai dalam pendapatan nasional adalah PDB (produk
domestic bruto). Istilah ini merujuk pada “nilai barang dan jasa akhir
berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perusahaan dalam periode
tertentu dengan menggunakan faktor – faktor produksi yang berada dalam
perekonomian tersebut”.
Siklus
Aliran pendapatan
Gambar : Circular Flow Of Economic Activity
Model
Circular Flow membagi perekonomian menjadi empat sector, yaitu:
1.
Sektor rumah tangga , terdiri dari individu yang dianggap homogen dan identik.
2.
sector perusahaan, terdiri dari sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang
dan jasa
3.
sector pemerintah, memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan
masyarakat dan perusahaan.
4.
sector luar negeri, yaitu sector perekonomian nasional, dimana perekonomian
melakukan transaksi ekspor dan impor.
TEORI KONSUMSI DAN INVESTASI
Teori
Konsumsi
Pengeluaran
konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga. Namun,
yang dibahas disini adalah konsumsi rumah tangga karena konsumsi rumah tangga
lebih komplek.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
1.
faktor ekonomi
2.
faktor demografi
3.
faktor non ekonomi
Faktor
diatas menjelaskan bahwa pendapatan,
kekayaan, tingkat bunga, dan perkiraan masa serta faktor demofrafi dan faktor –
faktor lain memiliki peranan penting dalam menentukan tingkatan konsumsi yang
diperlukan rumah tangga.
Teori
Investasi
Criteria
Investasi
1.
Payback period
2.
benefit / cost ratio
3.
net present value
4.
internal rate of return
PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH
Pengangguran
dan investasi adalah dua masalah ekonomi utama yang dihadapi setiap masyakat.
Kedua – dua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan beberapa efek buruk yang
bersifat ekonomi, politik, dan social.
Untuk menghindari berbagai efek buruk yang mungkin timbul, berbagai kebijakan
ekonomi perlu dijalankan.
1.
Pengangguran
Menganggur
tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang tidak mau
bekerja, tidak dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika dia mencari kerja,
mungkin dia akan mendapatkannya.
Dalam
ilmu kependudukan, orang yang mencari kerja masuk dalam kelompok penduduk yang
disebut dengan angkatan kerja. Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja
adalah 15 – 64 tahun. Tetapi tidak semua orang yang berusia 15 – 64 tahun
dihitung sebagai angkatan kerja. Yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah
penduduk berusia 15 – 64 tahun dan sedang mencari kerja, sedangkan yang tidak
mencari kerja, entah karena harus mengurus keluarga, atau sekolah, tidak
termasuk angkatan kerja.
Gambar : Struktur Penduduk Berdasarkan Usia
Pada
diagram diagram terlihat bahwa jmlah penduduk suatu negara dapat dibedakan
menjadi penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Yang masuk kelompok bukan
usia kerja adalah anak – anak dan manusia lanjut usia. Dari jumlah penduduk
usia kerja, yang masuk angkatan kerja adalah mereka yang mencari kerja atau
bekerja. Sebagian yang tidak bekerja tidak masuk angkatan kerja.
2.
Inflasi
Inflasi
adalah gejala kenaikan harga barang – barang yang bersifat umum dan terus
menerus. Ada tiga komponen inflasi yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan
telah terjadi inflasi yaitu: kenaikan harga, bersifat umum, dan berlangsung
secara terus – menerus.
Ada
beberapa masalah social (biaya social) yang muncul dari inflasi yang tinggi
(> 10 % per tahun). Yang akan dibahas dalam bagian ini adalah:
1.
Menurunnya Tingkat Kesejahteraan Rakyat
2.
Makin Buruknya Distribusi Pendapatan
3.
Terganggunya Stabilitas Ekonomi
3
permasalahan diatas jika tidak dihadapi dengan bijak dan dikendalikan dengan
teratur akan menjadi boomerang yang sangat dapat menghancurkan perekonomian
masyarakat bahkan negara.
3.
Masalah Inflasi dan Kebijakan Pemerintah
Mewujudkan
inflasi nol persen secara terus menerus dalam perekonomian yang berkembang
adalah sukar untuk dicapai. Oleh sebab itu dalam jangka panjang yang perlu
diusahakan adalah sukar dicapai. Oleh sebab itu dalam jangka panjang yang perlu
diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi berada pada tingkat yang sangat
rendah. Mengusahakan untuk mencapai tujuan ini merupakan salah satu tugas utama
dari bank sentral. Langkah – langkah pemerintah yang dapat digolongkan sebagai
kebijakan “diskresioner” barulah dilaksanakan apabila inflasi yang berlaku
adalah serius dari inflasi merayap.
Secara
kontinyu kebijakan pemerintah diperlukan untuk menjaga kestabilan harga – harga
dan mengurangi tingkat pengangguran pada tingkat yang sangat rendah. Kebijakan
pemerintah tersebut dapat dibedakan kepada tiga bentuk: kebijakan fiscal,
kebijakan moneter, dan kebijakan segi penawaran. Alat yang digunakan dalam
kebijakan fiscal adalah mengubah pengeluaran pemerintah, mengubah pajak dan
gabungan dari keduanya. Kebijakan moneter dijalankan dengan mempengaruhi
penawaran uang dan suku bunga. Sedangkan kebijakan segi penawaran terutama
bertujuan untuk meninggikan efisiensi kegiatan ekonomi dan mendorong lebih
banya investasi yang akan memindahkan kurva penawaran agregat AS ke kawan / ke
bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, P dan Manurung. 2004. M. Pengantar Ilmu
Ekonomi (Makro Ekonomi & Mikro Ekonomi). Penerbit FEUI: Jakarta
Sukirno,
Sadono, 2010. Makro ekonomi Teori Pengantar. Rajawali Pers: Jakarta
Widodo, ST. 1990. Indikator Ekonomi. Penerbit
Kanisius: Penerbit Kanisius: Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar