PENGGUNAAN
INOVASI
Pendekatan Secara Teori
1.
Dari aspek ilmu
pertanian sering hanya bisa dipakai didaerah ekologi tertentu. Lokasi alami
yang menguntungkan menentukan kemungkinan pelaksanaan pembaharuan.
2.
Banyaknya
inovasi pertanian.
3.
Kekurangan
sumber daya sangat berkaitan erat pada saat pendekatan.
Didesa – desa yang mengutamakan budidaya produk
untuk pasar bisa didapatkan perbaikan pendapatan juga melalui peningkatan
produksi untuk pasar. Dalam hal menerima, ciri konteks system produksi ini
lebih kuat terlihat dalam budidaya padi daripada lalu lintas desa – desa
tersebut.
Langkah pengujian, penelitian tentang masalah ciri –
ciri watak, perilaku komunikasi dan sumber daya usaha. Peran sub – kultur desa
dalam pengertian system nilai desa, begitu juga pengaruh usaha pembangunan
pemerintah.
Kurangnya pendidikan sekolah juga berpengaruh dalam
kedua system produksi. Petani yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi lebih
bersedia menerima inovasi budidaya daripada petani yang berpendidikan rendah.
Dampak pengawasan sosial yang ketat melalui marga, kelompok tetangga, dan
lapisan pimpinan desa bisa merugikan otonomi pengambilan keputusan.
Pada perbagai bidang komunikasi, penyuluhan memiliki
kaitan erat dengan pengembangan inovasi – inovasi penemuan baru. Luasnya
hubungan luar desa juga berkaitan dengan perkembangan inovasi. Pencarian konsep
dan tata cara yang berbeda – beda menyebabkan pengenalan inovasi baru
diperlukan untuk dapat menjelaskan dan mengembangkan pertanian disuatu desa.
Dampak pengaruh ekonomi dapat dijelaskan dalam
kerangka teori sumber daya. Contohnya, pada desa- desa berpenghasil beras
umumnya inovasi yang disampaikan mudah diterima.
Dewasa ini penelitian – penelitian yang menyangkut
masalah komunikasi dipandang tidak didukung dengan bukti – bukti yang kuat.
Pengaruh komunikasi ternyata tidak berarti, tidak terlihat dominan terhadap
peran komunikasi dalam perilaku inovasi.
Tata cara pengembangan inovasi berasumsi bahwa
variable tertentu, seperti kepribadian, factor ekonomi serta fenomena –
fenomena komunikasi kuantitatif dan kualitatif dalam kerangka kondisi yang
berbeda – beda, kebanyakan berdampak sama terhadap perilaku inovasi.
Inovasi tidak dapat diterapkan di semua daerah,
inovasi akan berhadapan dengan system sosial, budaya, serta ekonomi suatu
masyarakat. Untuk perencanaan dan sarana program pembangunan, syarat minimal
untuk membuat sebuah perkiraan adalah analisis masing – masing system produksi,
lainnya diperlukan data – data seperti skala usaha, pendapatan, dan pasar
tenaga kerja.
Petani dalam mendapatkan inovasi baru belum tentu
menerima inovasi – inovasi tersebut, petani cenderung enggan dalam
mengembangkan inovasi – inovasi baru dan menganggap belum menguntungkan bagi
pertaniannya. Anggapan ini harus dapat dirubah supaya petani mau menerapkan
inovasi baru yang menguntungkan bagi mereka.
Penggunaan inovasi harus disesuaikan dengan
kebutuhan daerah setempat. Suatu inovasi belum tentu dapat diterapkan pada
suatu daerah karena banyak factor – factor yang mempengaruhinya. Contohnya
adalah factor sosial. Oleh Karena itu para pengambil keputusan seharusnya mampu
menetapkan suatu inovasi itu supaya tepat sasaran.
DAMPAK SOSIOLOGI
DARI INOVASI TEKNIK PENGAIRAN
Dampak Sosial
Ekonomi
Setelah
adanya sitem pembaruan pengiran tersier dan pembangunan saluran pembagi baru,
diamati ada perubahan – perubahan sebagai berikut:
1.
Perubahan
pembagian air
2.
Perubahan
produksi dan perilaku tanam
3.
Pembentukan Sub
– Subak ( kelompok daerah aliran air)
4.
Perubahan dalam
kegiatan manajemen subak
5.
Peubahan
pandangan anggota subak mengenai gotong royong
Pada analisis kualitas perlu diperhatikan bahwa
pembangunan pengairan paling sedikit mempunyai 4 pengaruh terhadapa system
Subak:
1.
Campur tangan
pemerntah dalam lingkungan Subak
2.
Pembaharuan
teknik
3.
Melalui
kekurangan – kekurangan dalam pelaksanaan pembangunan
4.
Melalui politik
informasi yang tidak memadai
a. Perubahan dalam pembagian air
System pembagi air sekarang berdasarkan prinsip
mengalir yang pada tahun1975 dalam rangka penanaman padi jenis unggul
menggantikan prinsip rotasi. Prinsip mengalir mempunyai kerugian bahwa sawah
yang terletak disebelah hilir arus terkadang kekurangan air. Karena itu petani
kembali ke prinsip rotasi, tetapi kelemahannya parit – parit penyalur air mudah
kebanjiran dikarenakan kanal yang terlalu sempit.
b.
Subak yang
kehilangan makna
Setelah system pembagi air baru selesai dibangun,
Subak kehilangan makna sebagai koperasi desa yang mencakup semua petani, sebab
tidak mampu lagi memecahkan permasalahan petani. Gantinya muncullah kelompok –
kelompok kecil yang bertujuan untuk sesering mungkin bisa menanam padi seperti
anggota subak lain yang sawahnya banyak mendapat air. Dalam batas tertentu
kelompok – kelompok kecil ini mampu memecahkan masalah dengan cara demokratis
yang tidak bisa dipecahkan pada tingkat subak.
c.
Perubahan
pandangan
Setelah pertanian menjadi tanggung jawab pemerintah
maka petani menganggap segala pertanian ini menjadi tanggung jawab pemerintah.
Kesimpulan
1.
Sistem pengairan
di Indonesia umumnya mempunyai system sosial, maka seharusnya mendapatkan
proritas usaha pembangunan pemerintah adalah bidang yang bisa mendapatkan
kebutuhan sosial dan ekonomi.
2.
Bantuan yang
diberikan pemerintah seharusnya diberikan seoptimal mungkin disesuaikan dengan kebutuhan
petani.
3.
Petani perlu
ikut ambil bagian dalam perencanaan dan persiapan pelaksanaan pembangunan.
4.
Penggunaan
pengairan terutama pembangunan instalasi pengairan tersier memang bisa
diserahkan kepada pengusaha dari luar, tetapi tenaga kerja setempak perlu
ditarik dibawah pengawasan dinas. Selain itu perlu diusahakan penggunaan bahan
bangunan setempat yang tersedia.
5.
Setelah
instalasi selesai diserahkan kepada pihak petani dan merekalah yang bertanggung
jawab untuk pengelolaan, pemeliharaan dan perbaikan.
Disadur tanpa penyuntingan yang berarti,,
pustaka: Sosiologi Pertanian, Yayasan Obor Indonesia , 1989 , bab 18 dan 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar