Senin, 31 Desember 2012

pengembangan konsep agribisnis



Setelah membaca tulisan DR Harianto, tentang Pengembangan Konsep Agribisnis,

1.      Jelaskan alasan mengapa agribisnis perlu dikembangkan di Indonesia, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran.

Agribisnis perlu dikembangkan di Indonesia baik dari sisi permintaan maupun penawaran karena pengembangannya yang masih masih sangat mungkin untuk berkembang.
            Pengembangan agribisnis dari segi permintaan agribisnis masih perlu dikembangkan karena permintaan masyarakat akan pangan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk, serta kesadaran masyarakat akan konsumsi pangan yang beragam yang rendah, jika diberi penyuluhan dan pendapatan masyarakat meningkat maka permintaan akan produk agribisnis yang beragam akan meningkat, dan ini tidak boleh terjadi kekurangan bahan – bahan agribisnis dipasar. Permintaan internasional akan pangan juga besar, karena setiap makhluk hidup memerlukan pangan, dan produksi pangan disetiap Negara terbatas, tentunya mereka akan membeli produk pangan dari Negara lain.
            Pengembangan agribisnis dari segi penawaran masih perlu dikembangkan karena Indonesia masih memiliki sumber daya yang luas dan banyak, dan belum optimal dalam pengelolaannya. Wilayah Indonesia yang memiliki iklim tropis, memiliki keanekaragaman hayati baik yang ada didarat maupun yang ada dilaut, jika pengembangannya dilakukan secara optimal dan berioentasi pasar bukan tidak mungkin Indonesia akan swasembada pangan, dan mampu memenuhi kebutuhan pangan dunia.
            Wilayah Indonesia yang mendukung dalam setiap kegiatan pertanian, dari tanaman sawah sampai ke perkebunan sangat potensial dalam pengembangan agribisnis untuk menunjang perekonomian nasional. Wilayah pantai yang cocok untuk tanaman perkebunan kelapa, dataran rendah untuk persawahan, dan dataran tinggi serta pegunungan yang cocok untuk perkebunan sangat menunjang dalam pengembangan kegiatan agribisnis.
2.      Struktur agribisnis di Indonesia masih tersekat-sekat. Kondisi ini menghambat perkembangan agribisnis di Indonesia. Jelaskan maksudnya!

Kondisi agribisnis Indonesia yang tersekat – sekat sangat menyulitkan agribisnis untuk berkembang. Permasalahan ini begitu komplek dan jika tidak segera diselesaikan akan sangat merugikan bagi pelaku agribisnis itu sendiri. Struktur agribisnis yang tersekat – sekat tersebut memiliki ciri:
-          Subsistem agribisnis hulu dan agribisnis hilir dikuasai oleh pengusaha menengah dan besar yang bukan petani
-          Antar subsistem agribisnis tidak ada hubungan organisasi fungsional dan hanya diikat oleh hubungan pasar produk yang tidak sepenuhnya kompetitif
-          Adanya asosiasi pengusaha yang bersifat horizontal dan cenderung berfungsi sebagai kartel
-          Agribisnis dilayani oleh beberapa departemen
-          Kebijakan ekonomi makro

Subsistem agribisnis hulu dan agribisnis hilir dikuasai oleh pengusaha menengah dan besar yang bukan petani akan sangat menyulitkan petani untuk dapat meningkatkan produksi dan kehidupannya dengan baik. Petani mengusahakan pertanian hanya untuk dua subsistem tersebut dan hanya menerima sesuatu hal yang ditentukan oleh dua subsistem tersebut tanpa dapat berbuat. Pengusaha – pengusaha hanya mementingkan keuntungan bagi mereka dan menindas petani hanya demi kepentingan mereka. Terkadang subsistem hilir dan hulu akan bertabrakan dalam realisasinya karena memiliki visi yang tidak sama.
Hubungan antar subsistem agribisnis yang hanya fungsional terhadap pasar produk jelas – jelas tidak akan menguntungkan petani sebagai pelaku usahatani. Subsistem hanya mementingkan keuntungan dengan hasil pertanian agribisnis. Petani hanya sebagai budak agribisnis demi keuntungan mereka. Pemasaran produk agribisnis hanya akan dimonopoli dan monopsonistik oleh subsistem tersebut dan petani tidak akan mampu menghadapi pasar tersebut.
Asoiasi pengusaha yang bersifat kartel memiliki basis yang kuat dalam penguasaan pasar agribisnis sehingga mereka dapat dengan mudah untuk memonopili pemasaran produk agribisnis.
Sektor agribisnis yang dilaksanakan oleh beberapa departemen, seperti departemen kehutanan, pertanian, dan tenaga kerja akan menghambat proses berkembangnya agribisnis itu sendiri. Karena dalam setiap departemen memiliki visi dan misi sendiri dalam mengembangkan agribisnis sehingga akan mudah berbenturan dilapangan. Seharusnya agribisnis dikembangkan oleh satu departemen saja yang khusus mengembangkan agribisnis baik sector hulu maupun sector hilir. Agribisnis yang dikelola oleh satu departemen akan memiliki visi dan misi yang sama dan penerapan dilapangan yang diharapkan tidak berbenturan dengan kepentingan lain.
Kebijakan ekonomi makro juga memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan agribisnis. Contohnya kebijakan nilai tukar mata uang, jika nilai mata uang rupiah menguat akan merugikan sector agribisnis yang bersumber daya ekspor.

3.      Topik kajian yang masih jarang dilakukan adalah berkaitan dengan pengenalan terhadap petani baik sebagai produsen maupun sekaligus sebagai konsumen. Coba anda uraikan apa maksudnya?

Petani merupakan produsen sekaligus sebagai konsumen produk pertanian. Mereka menghasilkan produk – produk pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun untuk memenuhi kebutuhan pasar. Masalah yang dihadapai oleh petani saat ini adalah petani hanya mampu memproduksi hasil pertanian yang terkadang masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
Kajian pengenalan petani sebagai produsen dan konsumen sangat baik dilakukan tetapi juga harus diperhatikan masalah – masalah klasik petani saat ini, contohnya masalah rendahnya tingkat pengetahuan petani, pupuk, maupun pemasaran. Pengenalan petani sebagai produsen dan konsumen harus sepadan dengan tingkatan produksi dan kesejahteraan kehidupan mereka. Sebagai contoh, ketika petani untuk memenuhi kebutuhannya sendiri saja masih kurang, bagaimana mereka mampu untuk  memenuhi kebutuhan orang lain? Jawabannya tentu tidak.
Masalah yang harus dibawa saat kajian adalah tingkat kesejahteraan petani, dan peran petani sebagai ketahanan nasional. Seperti yang menjadi slogan pemerintah “petani sejahtera Negara Berjaya”. Petani sebagai produsen dan konsumen artinya petani mampu memproduksi hasil – hasil pertanian yang melimpah yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan beorientasi pasar serta memiliki jaminan pasar yang menjanjikan.




bahan bacaan:
22 tahun studi pembangunan pengurangan kemiskinan, pembangunan agribisnis, dan revitalisasi pertanian. pusat studi pertanian dan pedesaan LPPM-IPB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar