Setelah
membaca tulisan DR Harianto, tentang Pengembangan Konsep Agribisnis,
1. Jelaskan alasan mengapa
agribisnis perlu dikembangkan di Indonesia, baik dari sisi permintaan maupun
dari sisi penawaran.
Agribisnis perlu dikembangkan di Indonesia baik
dari sisi permintaan maupun penawaran karena pengembangannya yang masih masih
sangat mungkin untuk berkembang.
Pengembangan
agribisnis dari segi permintaan agribisnis masih perlu dikembangkan karena
permintaan masyarakat akan pangan akan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya penduduk, serta kesadaran masyarakat akan konsumsi pangan yang
beragam yang rendah, jika diberi penyuluhan dan pendapatan masyarakat meningkat
maka permintaan akan produk agribisnis yang beragam akan meningkat, dan ini
tidak boleh terjadi kekurangan bahan – bahan agribisnis dipasar. Permintaan
internasional akan pangan juga besar, karena setiap makhluk hidup memerlukan
pangan, dan produksi pangan disetiap Negara terbatas, tentunya mereka akan
membeli produk pangan dari Negara lain.
Pengembangan
agribisnis dari segi penawaran masih perlu dikembangkan karena Indonesia masih
memiliki sumber daya yang luas dan banyak, dan belum optimal dalam
pengelolaannya. Wilayah Indonesia yang memiliki iklim tropis, memiliki
keanekaragaman hayati baik yang ada didarat maupun yang ada dilaut, jika
pengembangannya dilakukan secara optimal dan berioentasi pasar bukan tidak
mungkin Indonesia akan swasembada pangan, dan mampu memenuhi kebutuhan pangan
dunia.
Wilayah Indonesia
yang mendukung dalam setiap kegiatan pertanian, dari tanaman sawah sampai ke
perkebunan sangat potensial dalam pengembangan agribisnis untuk menunjang
perekonomian nasional. Wilayah pantai yang cocok untuk tanaman perkebunan
kelapa, dataran rendah untuk persawahan, dan dataran tinggi serta pegunungan
yang cocok untuk perkebunan sangat menunjang dalam pengembangan kegiatan
agribisnis.
2.
Struktur agribisnis di Indonesia masih tersekat-sekat. Kondisi ini
menghambat perkembangan agribisnis di Indonesia. Jelaskan maksudnya!
Kondisi agribisnis Indonesia yang tersekat –
sekat sangat menyulitkan agribisnis untuk berkembang. Permasalahan ini begitu
komplek dan jika tidak segera diselesaikan akan sangat merugikan bagi pelaku
agribisnis itu sendiri. Struktur agribisnis yang tersekat – sekat tersebut
memiliki ciri:
-
Subsistem agribisnis hulu dan agribisnis hilir dikuasai oleh
pengusaha menengah dan besar yang bukan petani
-
Antar subsistem agribisnis tidak ada hubungan organisasi
fungsional dan hanya diikat oleh hubungan pasar produk yang tidak sepenuhnya
kompetitif
-
Adanya asosiasi pengusaha yang bersifat horizontal dan cenderung
berfungsi sebagai kartel
-
Agribisnis dilayani oleh beberapa departemen
-
Kebijakan ekonomi makro
Subsistem agribisnis hulu dan agribisnis hilir
dikuasai oleh pengusaha menengah dan besar yang bukan petani akan sangat
menyulitkan petani untuk dapat meningkatkan produksi dan kehidupannya dengan
baik. Petani mengusahakan pertanian hanya untuk dua subsistem tersebut dan
hanya menerima sesuatu hal yang ditentukan oleh dua subsistem tersebut tanpa
dapat berbuat. Pengusaha – pengusaha hanya mementingkan keuntungan bagi mereka
dan menindas petani hanya demi kepentingan mereka. Terkadang subsistem hilir
dan hulu akan bertabrakan dalam realisasinya karena memiliki visi yang tidak
sama.
Hubungan antar subsistem agribisnis yang hanya
fungsional terhadap pasar produk jelas – jelas tidak akan menguntungkan petani
sebagai pelaku usahatani. Subsistem hanya mementingkan keuntungan dengan hasil
pertanian agribisnis. Petani hanya sebagai budak agribisnis demi keuntungan
mereka. Pemasaran produk agribisnis hanya akan dimonopoli dan monopsonistik
oleh subsistem tersebut dan petani tidak akan mampu menghadapi pasar tersebut.
Asoiasi pengusaha yang bersifat kartel memiliki
basis yang kuat dalam penguasaan pasar agribisnis sehingga mereka dapat dengan
mudah untuk memonopili pemasaran produk agribisnis.
Sektor agribisnis yang dilaksanakan oleh
beberapa departemen, seperti departemen kehutanan, pertanian, dan tenaga kerja
akan menghambat proses berkembangnya agribisnis itu sendiri. Karena dalam
setiap departemen memiliki visi dan misi sendiri dalam mengembangkan agribisnis
sehingga akan mudah berbenturan dilapangan. Seharusnya agribisnis dikembangkan
oleh satu departemen saja yang khusus mengembangkan agribisnis baik sector hulu
maupun sector hilir. Agribisnis yang dikelola oleh satu departemen akan
memiliki visi dan misi yang sama dan penerapan dilapangan yang diharapkan tidak
berbenturan dengan kepentingan lain.
Kebijakan ekonomi makro juga memegang peranan
yang sangat penting bagi pengembangan agribisnis. Contohnya kebijakan nilai
tukar mata uang, jika nilai mata uang rupiah menguat akan merugikan sector
agribisnis yang bersumber daya ekspor.
3.
Topik kajian yang masih jarang dilakukan adalah berkaitan dengan
pengenalan terhadap petani baik sebagai produsen maupun sekaligus sebagai
konsumen. Coba anda uraikan apa maksudnya?
Petani merupakan produsen sekaligus sebagai konsumen
produk pertanian. Mereka menghasilkan produk – produk pertanian untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri maupun untuk memenuhi kebutuhan pasar. Masalah yang
dihadapai oleh petani saat ini adalah petani hanya mampu memproduksi hasil
pertanian yang terkadang masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sendiri.
Kajian pengenalan petani sebagai produsen dan
konsumen sangat baik dilakukan tetapi juga harus diperhatikan masalah – masalah
klasik petani saat ini, contohnya masalah rendahnya tingkat pengetahuan petani,
pupuk, maupun pemasaran. Pengenalan petani sebagai produsen dan konsumen harus
sepadan dengan tingkatan produksi dan kesejahteraan kehidupan mereka. Sebagai
contoh, ketika petani untuk memenuhi kebutuhannya sendiri saja masih kurang,
bagaimana mereka mampu untuk memenuhi
kebutuhan orang lain? Jawabannya tentu tidak.
Masalah yang harus dibawa saat kajian adalah tingkat
kesejahteraan petani, dan peran petani sebagai ketahanan nasional. Seperti yang
menjadi slogan pemerintah “petani sejahtera Negara Berjaya”. Petani sebagai
produsen dan konsumen artinya petani mampu memproduksi hasil – hasil pertanian
yang melimpah yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan beorientasi
pasar serta memiliki jaminan pasar yang menjanjikan.
bahan bacaan:
22 tahun studi pembangunan pengurangan kemiskinan, pembangunan agribisnis, dan revitalisasi pertanian. pusat studi pertanian dan pedesaan LPPM-IPB