Jumat, 10 Maret 2017

BALADA NEGERI KU (Akses jalan yang sangat sulit di Bahar Selatan)

           Musim penghujan yang terjadi akhir – akhir telah membuat berbagai bencana di hampir seluruh kabupaten di Provinsi Jambi. Bencana banjir di Kabupaten Bungo, Tebo, Batang Hari, dan Muara Jambi terjadi di seluruh daerah aliran Sungai Batang Hari. Selain bencana banjir, akses jalan yang sangat sulit terutama pada saat musim penghujan sangat dirasakan oleh seluruh penduduk pedesaan yang ada di Provinsi Jambi.
            Kondisi jalan rusak, bergelombang, licin, atau bahkan berlumpur sangat dalam yang hampir dapat menenggelamkan kendaraan. Hal ini sangat miris karena merupakan salah satu akses yang sangat penting bagi denyut nadi roda sosial ekonomi masyarakat yang melalui akses jalan tersebut. Ditambah dengan kendaraan dengan tonasi yang tinggi semakin memperburuk kondisi jalan tersebut.
            Sebagai contoh, akses jalan yang ada di Kecamatan Bahar Selatan, Kabupaten Muara Jambi, Provinsi Jambi. Terutama adalah akses jalan utama dari Unit 7 menuju Unit 20 dan Unit 22 kondisinya sangat memprihatinkan. Tidak ubahnya sebuah jalan, namun Nampak seperti kubangan kerbau yang dalam. Kondisi jalan seperti ini sangat mengganggu akses sosial ekonomi masyarakat yang melaluinya. 

Ket: Kondisi jalan diambil oleh penulis pada akhir Desember 2016. Kondisi jalan pada awal maret 2017 ini tentunya lebih parah lagi karena diguyur hampir tiap hari.
            Sebagai perbandingan akan penulis tunjukkan kondisi jalan terakhir yang di unduh dari akun Facebook Kolipin Doel Jabar


Ket: kondisi jalan ibarat kubangan lumpur yang sanagat sulit untuk dilalui.

Harapannya pemerintah sebagai pemangku sangat peka dengan kondisi ini dan segera melakukan tindakan reaktif untuk memperbaiki jalan tersebut. 

Rabu, 01 Maret 2017

JALAN DAN AKSES SOSIAL EKONOMI

        Memasuki musim penghujan pada rentang bulan Januari dan Februari menjadikan masalah tersendiri bagi aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat. Terutama adalah jalan yang merupakan akses kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Jalan yang berlubang baik kecil apalagi besar dan licin akan menjadi hambatan dan bencana bagi penggunanya.
            Pada daerah perkotaan yang umumnya permasalahan jalan sangat diperhatikan dengan serius oleh pemerintah karena merupakan akses utama perekonomian suatu kota tersebut. Namun, pada daerah perdesaan melihat kondisi jalan aspal yang bagus akan sangat jarang ditemukan terutama wilayah perdesaan bukanlah akses jalan provinsi atau nasional. Keterbatasan anggaran pemerintah kabupaten dalam pembangunan infrastruktur terutama jalan akan lebih memprioritaskan jalan yang merupakan akses sosial ekonomi yang lebih komplek.
            Jalan desa yang merupakan jalan perkampungan dan jalan usahatani sebagian besar masih berupa jalan tanah ataupun tanah pengerangan. Kondisi ini sangat mengganggu aktifitas sosial ekonomi masyarakat terutama pada saat musim penghujan. Kondisi jalan akan menjadi licin dan berlumpur sehingga sulit untuk dilalui. Hal ini sangat menghambat kegiatan sosial dan ekonomi  masyarakat pedesaan. 

Senin, 20 Februari 2017

Pak Beye dan Keluarganya




Judul                           : Pak Beye dan Keluarganya
Penulis                        : Wisnu Nugroho
Tahun Terbit               : 2011
Jumlah Halaman          : 308 Halaman 
Jenis Buku                   : Biografi
Penerbit                       : Kompas

Keluarga adalah tempat Pak Beye kembali dari rutinitasnya sebagai orang nomor satu di Republik Indonesia. Lewat keluarganya di Cikeas, pemikiran dan cita – citanya ditumbuhkan. Keluarganya tidak lagi terbatas pada ikatan darah. Ada Partai Demokrat dan anak – anak ideologis yang ditumbuhkan disana.
            Terhadap kiprah Pak Beye dan keluarganya, muncul sejumlah kritik karena kekhawatiran hadirnya dinasti seperti dalam sistem monarki. Dalam seri terakhir Tetralogi Sisi Lain SBY, Wisnu Nogroho, wartawan Kompas yang bertugas di istana, berbagi tentang hal – hal yang tidak penting yang dijumpainya di Istana, Cikeas, dan Pacitan.
            Ada kisah ibu ratu, putra mahkota, sejumlah abdi dalem dengan label tim hore, dan kehidupan di puri. Setelah tersenyum – senyum, gelisah, dan berpikir, semoga keputusan hadir. 

Rabu, 20 Juli 2016

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KARET

a.      Pengendalian Hama
1.      Rayap (Micro termes inspiratus)
a.       Gejala
Bagian stump rusak, bagian kulit pada bidang sadap rusak, sehingga mengganggu proses penyadapan. Akar tanaman terputus-putus, bahkan tidak lagi berujung yang mengakibatkan batang karet mudah roboh.
b.      Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan adalah dengan cara manual yaitu dengan menghancurkan rumah rayap dengan menggunakan parang. Pengendalian dengan kimiawi yaitu dengan disemprot insektisida berbahan aktif fipronil dengan konsentrasi 2 cc/liter air.

2.      Babi Hutan
a.       Gejala
Membongkar dan mematahkan tanaman karet. Babi hutan menyerang tanaman karet yang masih muda, yang menyebabkan kulit dan batang tanaman muda tampak terkerat, bahkan ada tanaman karet yang tumbang, dikarenakan tanah disekitarnya terbongkar oleh babi hutan.
b.      Pengendalian
Pengendalian yaitu dengan memberi pagar pembatas yang mengelilingi sekitar areal yang sering diganggu babi hutan. Pagar dibuat setinggi 1,5-2 m dengan menggunakan kayu atau bambu, kemudian diberi plastik mengelilingi tanaman karet muda yang sering diserang oleh babi, setelah itu beri umpan yang mengandung racun babi, dengan cara memberi umpan ketela pohon yang sudah dimasukkan racun babi (temik). Selain itu dilakukan dengan cara mengusir babi hutan dengan membunyikan bunyian keras sepeti memukul kentungan, dan juga diusir dengan cara membersihkan dari semak belukar, terutama lahan yang terserang oleh babi hutan.
3.      Tapir
a.       Gejala
Tanaman muda daunnya rontok dan tampak tidak berkulit dan sekeliling kulit batang Tanaman tampak habis digerogoti oleh binatang. Binatang ini sering memakan daun dan kulit tanaman karet yang masih muda.
b.      Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan cara diusir dengan cara membunyikan bunyian keras seperti ledakan, dan melakukan penjagaan pada areal tanaman karet.
b.Pengendalian penyakit.
1.      Jamur akar putih (Riqidoporus microporus)
a.       Gejala
Daun-daun tanaman menjadi pucat kuning, kemudian gugur dan membentuk bunga atau buah lebih cepat serta dapat menyebabkan kematian pada pohon. Akar tanaman karet tampak benang-benang jamur putih yang agak tebal. Benang-benang tersebut menempel kuat pada akar sehingga sulit dilepas, sehingga akar tanaman yang sakit akhirnya membusuk, lunak,dan berwarna coklat.

Text Box: A



b.      Pengendalian
Pengendalian penyakit ini dengan cara menggali tanah melingkar sampai jarak 20 cm di sekitar pohon yang terkena jamur akar putih dengan menggunakan cangkul, kemudian gali dengan kedalaman 5 cm agar fungisida dapat meresap ke dalam tanah sekitar tanaman. Pengendalian penyakit ini menggunakan anvil  yang di campur dengan air dengan takaran 10 cc/liter air untuk terserang penyakit jamur putih dan diberikan pada pohon dengan takaran 5 cc/liter ait untuk pencegahan. Pengobatan tanaman yang sakit dilakukan pada waktu serangan dini untuk mendapat keberhasilan dalam pengobatan dan mengurangi resiko kematian tanaman.
2.      Jamur upas
a.       Gejala
Pada pangkal atau bagian atas perkecambahan tampak benang-benang berwarna putih seperti sutera. Sekumpulan benang ini membentuk lapisan kerak berwarna merah kemudian berubah menjadi lapisan tebal berwarna merah tua. Bagian tanaman yang terserang akan mengeluarkan lateks berwarna cokelat kehitaman yang meleleh dipermukaan batang tanaman, yang membuat cabang karet akan mati dan mudah patah.
b.      Pengendalian
Pengobatan harus dilaksanakan seawal mungkin, yaitu pada saat terlihat gejala serangan awal. Pengobatan di lakukan dengan melumaskan fungisida dengan kandungan 90 0,5%, Calixin MR, Dowco 262. Selain itu memotong batang yang terserang jamur upas.



Senin, 20 Juni 2016

ANALISA KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT













Pentingnya penciptaan ketahanan pangan sebagai wahana penguatan stabilitas ekonomi dan politik, jaminan ketersediaan pangan dengan harga yang terjangkau dan menjanjikan untuk mendorong peningkatan produksi. Pemenuhan pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau oleh seluruh rumah tangga merupakan sasaran utama dalam pembangunan ekonomi. Permintaan pangan yang meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, mendorong percepatan produksi pangan dalam rangka terwujudnya stabilisasi harga dan ketersediaan pangan, sehingga ketahanan pangan sangat terkait dengan kemampuan pemerintah untuk menjaga stabilisasi penyediaan pangan serta daya dukung sektor pertanian.
Namun kepadatan penduduk yang diperkuat dengan penyusutan areal tanam, khususnya penurunan luas lahan pertanian produktif akibat konversi lahan untuk kepentingan sektor non-pertanian, serta kecilnya margin usaha tani yang berkonsekuensi pada rendahnya motivasi petani untuk meningkatkan produksi, serta adanya kendala dalam distribusi pangan sebagai akibat keterbatasan jangkauan jaringan sistem transportasi, ketidaktersediaan produk pangan sebagai akibat lemahnya teknologi pengawetan pangan, diperkuat lagi dengan kakunya (rigid) pola konsumsi pangan sehingga menghambat upaya pencapaian kemandirian/ketahanan pangan. Kondisi yang demikian tersebut makin memperpanjang fenomena kemiskinan dan ketahanan pangan yang dihadapi.
Undang-undang No. 7 tahun 1996 tentang Pangan, pada pasal 1 ayat 17, menyebutkan “ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau”.
Sesungguhnya ruh dari program ketahanan pangan adalah ketersediaan dan aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pangan secara adil dan merata. Ketersediaan mengandung nilai semangat produktifitas, adapun aksesibilitas mencakup bagaimana pemenuhan hak asasi serta keterjangkauan termasuk dayabeli seluruh rakyat akan pangan. Produktifitas mengandung nilai kemandirian dan keberdayaan. Adapun pemenuhan hak asasi rakyat akan pangan berhubungan bagaimana proses demokratisasi pemerintahan berjalan dengan baik.
Ketahanan pangan bukan berarti kemandirian dalam bidang pengembangan pangan. Namun, ketahanan pangan adalah kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan pangan bagaimanapun mereka mendapatkannya. Ukuran dari ketahanan pangan adalah kemampuan daya beli masyarakat dalam memperolah kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kemampuan daya beli masyarakat dapat dilihat dari sumber pendapatan masyarakat dapat memenuhi kebuthan masyarakat. Berikut adalah beberapa sumber pendapatan utama masyarakat pada daerah dengan mayoritas perkebunan kelapa sawit, dan karet:
1.      Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit
Dua komoditi perkebunan ini merupakan produk unggulan di Provinsi Jambi. Mayoritas penduduk Provinsi Jambi mengusahakan tanamaan karet dan kelapa sawit sebagai sumber pendapatan utama. Hampir seluruh masyarakat Desa mengandalkan komoditi perkebunan karet dan sebagian kecil perkebunan kelapa sawit. Komoditi perkebunan ini sangat menjanjikan karena memiliki perawatan yang relatif mudah, dan memiliki hasil panen yang menjanjikan. Meskipun fluktuasi harga tidak menyebabkan komoditi tanaman perkebunan ini ditinggalkan oleh pemiliknya.
Umumnya Masyarakat Desa menjual hasil kebun langsung kepada tengkulak / toke. Tidak adanya pasar lelang karet kerap menjadikan hambatan masyarakat untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi dan layak sesuai dengan kulaitas hasil kebun yang dimiliki. Namun, hasil dari tanaman perkebunan ini masih snagat mencukupi kebutuhan hidup – hidup sehari – hari.
2.      Pegawai
Pegawai merupakan pekerja atau karyawan baik negeri maupun swasta yang berpenghasilan tetap setiap bulannya. Pegawai banyak menjadi primadona masyarakat terutama yang memiliki pendidikan tinggi. Nilai penghasilan yang tetap setiap bulannya memudahkan dalam mengatur kebutuhan keuangan untuk satu periode atau sampai waktu gajian berikutnya.
Sumber pendapatan utama merupakan sumber penghasilan pokok untuk menopang kehidupan sehari – hari masyarakat. Selain sumber pendapatan utama, sebagian masyarakat Desa juga memiliki sumber pendapatan sampingan untuk menambah penghasilan. Berikut  beberapa sumber pendapatan masyarakat Desa:
1.      Buruh Tani dan Buruh Perusahaan
Buruh tani / perusahaan  selain merupakan sumber penghasilan utama, dapat juga bergeser menjadi sumber pendapatan sampingan. Masyarakat memanfaatkan waktu luang mereka dengan bekerja sebagai buruh tani maupun sebagai buruh perusahaan. Rata – rata tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah mendasari masyarakat hanya mampu bekerja sebagai buruh.
2.      Pedagang Warung / Kios
Penduduk Desa memanfaatkan waktu luang mereka untuk menambah penghasilan dengan cara membuka warung / kios. Warung / kios biasanya dijaga oleh ibu – ibu sedangkan suaminya bekerja di ladang / kebun. Ibu- ibu selain juga menjaga rumah mereka juga mampu untuk menambah penghasilan keluarga. Selain itu, pada saat harga komoditi perkebunan rendah, warung / kios dapat bergeser menjadi penghasilan utama.
3.      Tukang Kayu, Tukang Batu, dan Bengkel
Tukang kayu dan batu merupakan tukang yang jika ada panggilan bekerja mereka akan dapat bekerja. Rata – rata tukang ini memiliki pendapatan utama sebagai petani perkebunan. Bengkel motor juga buka pada waktu tengah hari setelah pemilik / pekerja bengkel bekerja di kebun.
Aksesibiltas  pangan Desa ditentukan oleh tiga faktor, yaitu ketersediaan, konsumsi, dan distribusi. Ketersediaan pangan akan menjamin tingkat ketahanan pangan tersebut disuatu desa. Ketersediaan pangan di Desa dipenuhi oleh pasar. Kemudahan akses jalan yang terletak di antara dua provinsi yaitu Provinsi Jambi dan Sumatra Barat membuat kemudahan akses menuju daerah manapun.
Distribusi pangan yang merata ke semua penduduk Desa merupakan faktor utama dalam hal memenuhi kebutuhan masyarakat. Distribusi pangan dipengaruhi oleh kemudahan akses jalan dan terhindar dari keterisoliran. Daerah yang terisolasi akan menyulitkan dalam mendistribusikan bahan pangan ke daerah tersebut.
Konsumsi pangan erat kaitannya dengan kemampuan daya beli masyarakat. Ketika kemampuan daya beli masyarakat tinggi maka tingkat konsumsi pangan masyarakat juga tinggi. Tinggi berarti tingkat pemenuhan gizi seperti karbohidrat, protein, dan vitamin tercukupi. Namun ketika daya beli masyarakat menurun dan rendah konsumsi pangan hanya terkesan seadanya. Masyarakat mengatakan hasil kebun cukup untuk makan seadanya saja sudah senang.
Mayoritas masyarakat Desa mengandalkan tanaman perkebunan karet dan sawit sebagai penghasilan utama. Ketika harga kedua komoditi ini tinggi diatas harga batas kecukupan rumah tangga. Maka kehidupan penduduk Desa sejahtera. Ukuran kesejahteraan ini dapat dilihat dari kemampuan daya beli masyarakat dalam konsumsi pangan dan kemampuan dalam meningkatkan gengsi mereka. Namun, pada saat harga dua komoditi ini terpuruk dan terjun bebas, menjadikan masyarakat hanya mampu makan seadanya, dan mengesampingkan gengsi.


Selasa, 17 Mei 2016

Bung Karno : Ketawa Bareng Bung Besar



Judul                           : Ketawa Besar Bung Besar
Penulis                         :Eddi Elison
Tahun Terbit               : 2014
Jumlah Halaman          : 252 Halaman 
Jenis Buku                   : Biografi
Penerbit                       : Imania

"Pak, apa enggak sebaliknya Bapak sekali - sekali jalan - jalan di halaman luar, biar kena sinar matahari dan udara segar? itu kan baik untuk kesehatan Bapak."
"Ah... Bapak malas jalan - jalan di halaman. Kau tahu kalau Bapak keluar halaman, yang ketemu hanya komandan jaga saja, apalagi ngobrol - ngobrol sama Bapak. Bapak sampai heran, mereka itu kok begitu takutnya bertemu sama Bapak, buat mereka Bapat berbuat apa saja sudah dianggap melalukan kegiatan politik...  alias berpolitik."
"Makanya kau harus tahu disaat sekarang ini Bapak kentut pun sudah dianggap berpolitik oleh Orde Baru! hebat ndak Bapakmu ini?!! He ..  he ..  he... " Kisah Guntur Sukarno Putra saat menjenguk Bung Karno dirumah tahanannya di Wisna Yaso.
sebagai seorang politikus ulung dan pemimpin besar revolusi Indonesia, memiliki sense of humor yang luar biasa, sangat varian dan sarat dengan nuansa kemanusiaan. mentallite-nya (kemampuan bawah sadarnya) bahaikan terprogram begitu rupa, sehingga beliau dapat mengelola emosi rakyat dengan baik. dalam masalah humor, Bung Karno memang sangat piawai, sangat menguasai. ada saja hal - hal sepele yang dapat menjadi cerita yang menggelikan hati, bahkan membuat yang mendengarnya baik itu rakyat awam, para ajudan, dan pemimpin - pemimpin dunia terbahak - bahak. 


Selasa, 26 April 2016

SEJARAH YANG ADA DESA SUNGAI ABANG , TEBO JAMBI

 Sejarah ini masih jauh dari kata benar, karena masih banyak yg perlu digali dan didalami. penulis hanya mampu menulis sedikit saja, karena keterbatasan waktu, dan tenaga.
1.1.Sejarah Bukit Sanggo Inai
Awal cerita bernama Bukit Berbun. Kemudian menjadi Sanggo Denai yang berarti halangin saya. Pada zaman penjajahan datanglah Raja dari Pulau Jawa yang ingin meminang Ratu Negeri Jambi yaitu Ratu Putri Pinang Masak. Namun, Putri Pinang Masak tidak mau dipinang oleh Raja Jawa sehingga Raja Jawa menjadi marah dan menyerang Kerajaan Negeri Jambi. Kerajaan Putri Pinang Masak tidak mampu membendung kekuatan serangan Raja Jawa sehingga Putri Pinang Masak terdesak. Putri Pinang Masak meninggalkan istana dan menyingkir ke pedalaman bukit atau hutan.
Di Bukit Sanggo Inai terdapat dua Makam yang menurut cerita penduduk sekitar merupakan Makam Datuk Tumenggung Paku Nagaro. Di Bukit Sanggo Inai mengalir sungai Sungsang. Dinamakan Sungai Sungsang dikarenakan menurut cerita aliran sungai berjalan dari muara ke hulu Batang Hari. Artinya aliran sungai tidak sesuai aliran yang sebenarnya.
Menurut Datuk Masri, tidak sembarang penduduk dapat masuk ke dalam Bukit Sanggo Inai dengan mudah, akan banyak gangguan disana, maupun ketika sudah kembali dari kawasan Bukit Sanggo Inai. Sehingga penulis pun belum berani datang langsung melihat ke dalam kawasan Bukit Sanggo Inai.
1.2.Sejarah Sungai Lansisip
Menurut cerita, zaman dahulu kala, seorang pengembara mendatangi wilayah hutan Pemberian untuk mencari Damar. Pada waktu tengah hari atau Zhuhur dia bertemu sebuah sungai untuk mencari minum dan berwudhu’ untuk melaksanakan sholat. Saat itu, dia melihat seekor elang mati tersisip pada sebuah pohon. Sejak saat itu orang – orang menamai sungai tersebut dengan nama Sungai Lansisip.

1.3.Dua Situs Makam di Dusun Pemberian
Terdapat dua makam keramat di Dusun Pemberian yaitu Makam Syech M. Adnan dan Makam Dubalang Sampu Bauk. Dua makam ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Konon kata, Dubalang Sampu Bauk yang merupakan utusan Kerajaan Palembang tidak mau menyerah kepada penjajah Hindia Belanda. Sehingga ketika terdesak akhirnya menyingkir ke pedalaman hutan Pemberian dan menetap disana bersama Syech M. Adnan dan membuat perkampungan di sekitar Pemberian.
Dubalang Sampu Bauk memiliki gelar lain yaitu Datuk Pinang Batu. Konon Dubalang Sampu Bauk di Dusun Pemberian mengadakan jamuan makan Sirih Batu Betarung, namun sirih tersebut tidak menggunakan pinang tetapi batu yang berwarna putih bersih. (Perlu pendalaman lebih lanjut).
Syech Adnan adalah seorang ulama besar yang mengikuti perjalanan Dubalang Sampu Bauk sampai ke wilayah Pemberian dan menyebarkan agama Islam di sekitar Pemberian sampai akhir hayatnya. Waktu penyebarannya tidak diketahui dengan pasti namun diperkirakan sekitar penjajahan Belanda diwilayah Negeri Jambi.
Menurut keterangan Pak Amri (warga sekitar makam), dua makam ditemukan ketika warga membuka lahan perkebunan di sekitar makam. Warga yang membuka lahan mendapatkan ghaib dari penjaga sekitar makam. Kemudian mendapatkan mimpi tentang ihwal keberadaan makam dilahan tersebut. Makam tersebut dahulu diberitakan memiliki kedalaman 50 meter berbentuk kerucuk. Diceritakan juga bahwa warga Sitiung sempat ditemui dalam mimpi. Saat ini dimasjid Pemberian ditemui sosok orang tua berjubah putih memberitahukan bahwa ada dua makam berjarak 200 meter.
Ihwal tersebut kemudian ditanyakan kepada orang Desa Sungai Abang yang mengetahui tentang sejarah tersebut, untuk menggali lebih lanjut didatangkan orang pintar untuk dapat berinteraksi dengan penghuni sekitar makam untuk mengetahui sejarah dan keberadaan pasti lokasi makam. Namun kebenaran semua ini masih perlu untuk digali kembali.
Namun, untuk menuju ke dalam situs makam ini diperlukan perjuangan yang cukup dari pusat Desa Sungai sekitar waktu 30 menit menggunakan kendaraan roda 2 disaat kondisi jalan kering dan tidak berlumpur, sedangkan di kawasan sekitar situs makam merupakan kawasan kebun warga sehingga aksesnya adalah jalan setapak yang masih berupa jalan tanah.



Gambar : Makam Syech M. Adnan dan Dubalang Sampu Bauk.