Rabu, 20 Juli 2016

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KARET

a.      Pengendalian Hama
1.      Rayap (Micro termes inspiratus)
a.       Gejala
Bagian stump rusak, bagian kulit pada bidang sadap rusak, sehingga mengganggu proses penyadapan. Akar tanaman terputus-putus, bahkan tidak lagi berujung yang mengakibatkan batang karet mudah roboh.
b.      Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan adalah dengan cara manual yaitu dengan menghancurkan rumah rayap dengan menggunakan parang. Pengendalian dengan kimiawi yaitu dengan disemprot insektisida berbahan aktif fipronil dengan konsentrasi 2 cc/liter air.

2.      Babi Hutan
a.       Gejala
Membongkar dan mematahkan tanaman karet. Babi hutan menyerang tanaman karet yang masih muda, yang menyebabkan kulit dan batang tanaman muda tampak terkerat, bahkan ada tanaman karet yang tumbang, dikarenakan tanah disekitarnya terbongkar oleh babi hutan.
b.      Pengendalian
Pengendalian yaitu dengan memberi pagar pembatas yang mengelilingi sekitar areal yang sering diganggu babi hutan. Pagar dibuat setinggi 1,5-2 m dengan menggunakan kayu atau bambu, kemudian diberi plastik mengelilingi tanaman karet muda yang sering diserang oleh babi, setelah itu beri umpan yang mengandung racun babi, dengan cara memberi umpan ketela pohon yang sudah dimasukkan racun babi (temik). Selain itu dilakukan dengan cara mengusir babi hutan dengan membunyikan bunyian keras sepeti memukul kentungan, dan juga diusir dengan cara membersihkan dari semak belukar, terutama lahan yang terserang oleh babi hutan.
3.      Tapir
a.       Gejala
Tanaman muda daunnya rontok dan tampak tidak berkulit dan sekeliling kulit batang Tanaman tampak habis digerogoti oleh binatang. Binatang ini sering memakan daun dan kulit tanaman karet yang masih muda.
b.      Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan cara diusir dengan cara membunyikan bunyian keras seperti ledakan, dan melakukan penjagaan pada areal tanaman karet.
b.Pengendalian penyakit.
1.      Jamur akar putih (Riqidoporus microporus)
a.       Gejala
Daun-daun tanaman menjadi pucat kuning, kemudian gugur dan membentuk bunga atau buah lebih cepat serta dapat menyebabkan kematian pada pohon. Akar tanaman karet tampak benang-benang jamur putih yang agak tebal. Benang-benang tersebut menempel kuat pada akar sehingga sulit dilepas, sehingga akar tanaman yang sakit akhirnya membusuk, lunak,dan berwarna coklat.

Text Box: A



b.      Pengendalian
Pengendalian penyakit ini dengan cara menggali tanah melingkar sampai jarak 20 cm di sekitar pohon yang terkena jamur akar putih dengan menggunakan cangkul, kemudian gali dengan kedalaman 5 cm agar fungisida dapat meresap ke dalam tanah sekitar tanaman. Pengendalian penyakit ini menggunakan anvil  yang di campur dengan air dengan takaran 10 cc/liter air untuk terserang penyakit jamur putih dan diberikan pada pohon dengan takaran 5 cc/liter ait untuk pencegahan. Pengobatan tanaman yang sakit dilakukan pada waktu serangan dini untuk mendapat keberhasilan dalam pengobatan dan mengurangi resiko kematian tanaman.
2.      Jamur upas
a.       Gejala
Pada pangkal atau bagian atas perkecambahan tampak benang-benang berwarna putih seperti sutera. Sekumpulan benang ini membentuk lapisan kerak berwarna merah kemudian berubah menjadi lapisan tebal berwarna merah tua. Bagian tanaman yang terserang akan mengeluarkan lateks berwarna cokelat kehitaman yang meleleh dipermukaan batang tanaman, yang membuat cabang karet akan mati dan mudah patah.
b.      Pengendalian
Pengobatan harus dilaksanakan seawal mungkin, yaitu pada saat terlihat gejala serangan awal. Pengobatan di lakukan dengan melumaskan fungisida dengan kandungan 90 0,5%, Calixin MR, Dowco 262. Selain itu memotong batang yang terserang jamur upas.



Senin, 20 Juni 2016

ANALISA KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT













Pentingnya penciptaan ketahanan pangan sebagai wahana penguatan stabilitas ekonomi dan politik, jaminan ketersediaan pangan dengan harga yang terjangkau dan menjanjikan untuk mendorong peningkatan produksi. Pemenuhan pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau oleh seluruh rumah tangga merupakan sasaran utama dalam pembangunan ekonomi. Permintaan pangan yang meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, mendorong percepatan produksi pangan dalam rangka terwujudnya stabilisasi harga dan ketersediaan pangan, sehingga ketahanan pangan sangat terkait dengan kemampuan pemerintah untuk menjaga stabilisasi penyediaan pangan serta daya dukung sektor pertanian.
Namun kepadatan penduduk yang diperkuat dengan penyusutan areal tanam, khususnya penurunan luas lahan pertanian produktif akibat konversi lahan untuk kepentingan sektor non-pertanian, serta kecilnya margin usaha tani yang berkonsekuensi pada rendahnya motivasi petani untuk meningkatkan produksi, serta adanya kendala dalam distribusi pangan sebagai akibat keterbatasan jangkauan jaringan sistem transportasi, ketidaktersediaan produk pangan sebagai akibat lemahnya teknologi pengawetan pangan, diperkuat lagi dengan kakunya (rigid) pola konsumsi pangan sehingga menghambat upaya pencapaian kemandirian/ketahanan pangan. Kondisi yang demikian tersebut makin memperpanjang fenomena kemiskinan dan ketahanan pangan yang dihadapi.
Undang-undang No. 7 tahun 1996 tentang Pangan, pada pasal 1 ayat 17, menyebutkan “ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau”.
Sesungguhnya ruh dari program ketahanan pangan adalah ketersediaan dan aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pangan secara adil dan merata. Ketersediaan mengandung nilai semangat produktifitas, adapun aksesibilitas mencakup bagaimana pemenuhan hak asasi serta keterjangkauan termasuk dayabeli seluruh rakyat akan pangan. Produktifitas mengandung nilai kemandirian dan keberdayaan. Adapun pemenuhan hak asasi rakyat akan pangan berhubungan bagaimana proses demokratisasi pemerintahan berjalan dengan baik.
Ketahanan pangan bukan berarti kemandirian dalam bidang pengembangan pangan. Namun, ketahanan pangan adalah kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan pangan bagaimanapun mereka mendapatkannya. Ukuran dari ketahanan pangan adalah kemampuan daya beli masyarakat dalam memperolah kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kemampuan daya beli masyarakat dapat dilihat dari sumber pendapatan masyarakat dapat memenuhi kebuthan masyarakat. Berikut adalah beberapa sumber pendapatan utama masyarakat pada daerah dengan mayoritas perkebunan kelapa sawit, dan karet:
1.      Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit
Dua komoditi perkebunan ini merupakan produk unggulan di Provinsi Jambi. Mayoritas penduduk Provinsi Jambi mengusahakan tanamaan karet dan kelapa sawit sebagai sumber pendapatan utama. Hampir seluruh masyarakat Desa mengandalkan komoditi perkebunan karet dan sebagian kecil perkebunan kelapa sawit. Komoditi perkebunan ini sangat menjanjikan karena memiliki perawatan yang relatif mudah, dan memiliki hasil panen yang menjanjikan. Meskipun fluktuasi harga tidak menyebabkan komoditi tanaman perkebunan ini ditinggalkan oleh pemiliknya.
Umumnya Masyarakat Desa menjual hasil kebun langsung kepada tengkulak / toke. Tidak adanya pasar lelang karet kerap menjadikan hambatan masyarakat untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi dan layak sesuai dengan kulaitas hasil kebun yang dimiliki. Namun, hasil dari tanaman perkebunan ini masih snagat mencukupi kebutuhan hidup – hidup sehari – hari.
2.      Pegawai
Pegawai merupakan pekerja atau karyawan baik negeri maupun swasta yang berpenghasilan tetap setiap bulannya. Pegawai banyak menjadi primadona masyarakat terutama yang memiliki pendidikan tinggi. Nilai penghasilan yang tetap setiap bulannya memudahkan dalam mengatur kebutuhan keuangan untuk satu periode atau sampai waktu gajian berikutnya.
Sumber pendapatan utama merupakan sumber penghasilan pokok untuk menopang kehidupan sehari – hari masyarakat. Selain sumber pendapatan utama, sebagian masyarakat Desa juga memiliki sumber pendapatan sampingan untuk menambah penghasilan. Berikut  beberapa sumber pendapatan masyarakat Desa:
1.      Buruh Tani dan Buruh Perusahaan
Buruh tani / perusahaan  selain merupakan sumber penghasilan utama, dapat juga bergeser menjadi sumber pendapatan sampingan. Masyarakat memanfaatkan waktu luang mereka dengan bekerja sebagai buruh tani maupun sebagai buruh perusahaan. Rata – rata tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah mendasari masyarakat hanya mampu bekerja sebagai buruh.
2.      Pedagang Warung / Kios
Penduduk Desa memanfaatkan waktu luang mereka untuk menambah penghasilan dengan cara membuka warung / kios. Warung / kios biasanya dijaga oleh ibu – ibu sedangkan suaminya bekerja di ladang / kebun. Ibu- ibu selain juga menjaga rumah mereka juga mampu untuk menambah penghasilan keluarga. Selain itu, pada saat harga komoditi perkebunan rendah, warung / kios dapat bergeser menjadi penghasilan utama.
3.      Tukang Kayu, Tukang Batu, dan Bengkel
Tukang kayu dan batu merupakan tukang yang jika ada panggilan bekerja mereka akan dapat bekerja. Rata – rata tukang ini memiliki pendapatan utama sebagai petani perkebunan. Bengkel motor juga buka pada waktu tengah hari setelah pemilik / pekerja bengkel bekerja di kebun.
Aksesibiltas  pangan Desa ditentukan oleh tiga faktor, yaitu ketersediaan, konsumsi, dan distribusi. Ketersediaan pangan akan menjamin tingkat ketahanan pangan tersebut disuatu desa. Ketersediaan pangan di Desa dipenuhi oleh pasar. Kemudahan akses jalan yang terletak di antara dua provinsi yaitu Provinsi Jambi dan Sumatra Barat membuat kemudahan akses menuju daerah manapun.
Distribusi pangan yang merata ke semua penduduk Desa merupakan faktor utama dalam hal memenuhi kebutuhan masyarakat. Distribusi pangan dipengaruhi oleh kemudahan akses jalan dan terhindar dari keterisoliran. Daerah yang terisolasi akan menyulitkan dalam mendistribusikan bahan pangan ke daerah tersebut.
Konsumsi pangan erat kaitannya dengan kemampuan daya beli masyarakat. Ketika kemampuan daya beli masyarakat tinggi maka tingkat konsumsi pangan masyarakat juga tinggi. Tinggi berarti tingkat pemenuhan gizi seperti karbohidrat, protein, dan vitamin tercukupi. Namun ketika daya beli masyarakat menurun dan rendah konsumsi pangan hanya terkesan seadanya. Masyarakat mengatakan hasil kebun cukup untuk makan seadanya saja sudah senang.
Mayoritas masyarakat Desa mengandalkan tanaman perkebunan karet dan sawit sebagai penghasilan utama. Ketika harga kedua komoditi ini tinggi diatas harga batas kecukupan rumah tangga. Maka kehidupan penduduk Desa sejahtera. Ukuran kesejahteraan ini dapat dilihat dari kemampuan daya beli masyarakat dalam konsumsi pangan dan kemampuan dalam meningkatkan gengsi mereka. Namun, pada saat harga dua komoditi ini terpuruk dan terjun bebas, menjadikan masyarakat hanya mampu makan seadanya, dan mengesampingkan gengsi.


Selasa, 17 Mei 2016

Bung Karno : Ketawa Bareng Bung Besar



Judul                           : Ketawa Besar Bung Besar
Penulis                         :Eddi Elison
Tahun Terbit               : 2014
Jumlah Halaman          : 252 Halaman 
Jenis Buku                   : Biografi
Penerbit                       : Imania

"Pak, apa enggak sebaliknya Bapak sekali - sekali jalan - jalan di halaman luar, biar kena sinar matahari dan udara segar? itu kan baik untuk kesehatan Bapak."
"Ah... Bapak malas jalan - jalan di halaman. Kau tahu kalau Bapak keluar halaman, yang ketemu hanya komandan jaga saja, apalagi ngobrol - ngobrol sama Bapak. Bapak sampai heran, mereka itu kok begitu takutnya bertemu sama Bapak, buat mereka Bapat berbuat apa saja sudah dianggap melalukan kegiatan politik...  alias berpolitik."
"Makanya kau harus tahu disaat sekarang ini Bapak kentut pun sudah dianggap berpolitik oleh Orde Baru! hebat ndak Bapakmu ini?!! He ..  he ..  he... " Kisah Guntur Sukarno Putra saat menjenguk Bung Karno dirumah tahanannya di Wisna Yaso.
sebagai seorang politikus ulung dan pemimpin besar revolusi Indonesia, memiliki sense of humor yang luar biasa, sangat varian dan sarat dengan nuansa kemanusiaan. mentallite-nya (kemampuan bawah sadarnya) bahaikan terprogram begitu rupa, sehingga beliau dapat mengelola emosi rakyat dengan baik. dalam masalah humor, Bung Karno memang sangat piawai, sangat menguasai. ada saja hal - hal sepele yang dapat menjadi cerita yang menggelikan hati, bahkan membuat yang mendengarnya baik itu rakyat awam, para ajudan, dan pemimpin - pemimpin dunia terbahak - bahak. 


Selasa, 26 April 2016

SEJARAH YANG ADA DESA SUNGAI ABANG , TEBO JAMBI

 Sejarah ini masih jauh dari kata benar, karena masih banyak yg perlu digali dan didalami. penulis hanya mampu menulis sedikit saja, karena keterbatasan waktu, dan tenaga.
1.1.Sejarah Bukit Sanggo Inai
Awal cerita bernama Bukit Berbun. Kemudian menjadi Sanggo Denai yang berarti halangin saya. Pada zaman penjajahan datanglah Raja dari Pulau Jawa yang ingin meminang Ratu Negeri Jambi yaitu Ratu Putri Pinang Masak. Namun, Putri Pinang Masak tidak mau dipinang oleh Raja Jawa sehingga Raja Jawa menjadi marah dan menyerang Kerajaan Negeri Jambi. Kerajaan Putri Pinang Masak tidak mampu membendung kekuatan serangan Raja Jawa sehingga Putri Pinang Masak terdesak. Putri Pinang Masak meninggalkan istana dan menyingkir ke pedalaman bukit atau hutan.
Di Bukit Sanggo Inai terdapat dua Makam yang menurut cerita penduduk sekitar merupakan Makam Datuk Tumenggung Paku Nagaro. Di Bukit Sanggo Inai mengalir sungai Sungsang. Dinamakan Sungai Sungsang dikarenakan menurut cerita aliran sungai berjalan dari muara ke hulu Batang Hari. Artinya aliran sungai tidak sesuai aliran yang sebenarnya.
Menurut Datuk Masri, tidak sembarang penduduk dapat masuk ke dalam Bukit Sanggo Inai dengan mudah, akan banyak gangguan disana, maupun ketika sudah kembali dari kawasan Bukit Sanggo Inai. Sehingga penulis pun belum berani datang langsung melihat ke dalam kawasan Bukit Sanggo Inai.
1.2.Sejarah Sungai Lansisip
Menurut cerita, zaman dahulu kala, seorang pengembara mendatangi wilayah hutan Pemberian untuk mencari Damar. Pada waktu tengah hari atau Zhuhur dia bertemu sebuah sungai untuk mencari minum dan berwudhu’ untuk melaksanakan sholat. Saat itu, dia melihat seekor elang mati tersisip pada sebuah pohon. Sejak saat itu orang – orang menamai sungai tersebut dengan nama Sungai Lansisip.

1.3.Dua Situs Makam di Dusun Pemberian
Terdapat dua makam keramat di Dusun Pemberian yaitu Makam Syech M. Adnan dan Makam Dubalang Sampu Bauk. Dua makam ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Konon kata, Dubalang Sampu Bauk yang merupakan utusan Kerajaan Palembang tidak mau menyerah kepada penjajah Hindia Belanda. Sehingga ketika terdesak akhirnya menyingkir ke pedalaman hutan Pemberian dan menetap disana bersama Syech M. Adnan dan membuat perkampungan di sekitar Pemberian.
Dubalang Sampu Bauk memiliki gelar lain yaitu Datuk Pinang Batu. Konon Dubalang Sampu Bauk di Dusun Pemberian mengadakan jamuan makan Sirih Batu Betarung, namun sirih tersebut tidak menggunakan pinang tetapi batu yang berwarna putih bersih. (Perlu pendalaman lebih lanjut).
Syech Adnan adalah seorang ulama besar yang mengikuti perjalanan Dubalang Sampu Bauk sampai ke wilayah Pemberian dan menyebarkan agama Islam di sekitar Pemberian sampai akhir hayatnya. Waktu penyebarannya tidak diketahui dengan pasti namun diperkirakan sekitar penjajahan Belanda diwilayah Negeri Jambi.
Menurut keterangan Pak Amri (warga sekitar makam), dua makam ditemukan ketika warga membuka lahan perkebunan di sekitar makam. Warga yang membuka lahan mendapatkan ghaib dari penjaga sekitar makam. Kemudian mendapatkan mimpi tentang ihwal keberadaan makam dilahan tersebut. Makam tersebut dahulu diberitakan memiliki kedalaman 50 meter berbentuk kerucuk. Diceritakan juga bahwa warga Sitiung sempat ditemui dalam mimpi. Saat ini dimasjid Pemberian ditemui sosok orang tua berjubah putih memberitahukan bahwa ada dua makam berjarak 200 meter.
Ihwal tersebut kemudian ditanyakan kepada orang Desa Sungai Abang yang mengetahui tentang sejarah tersebut, untuk menggali lebih lanjut didatangkan orang pintar untuk dapat berinteraksi dengan penghuni sekitar makam untuk mengetahui sejarah dan keberadaan pasti lokasi makam. Namun kebenaran semua ini masih perlu untuk digali kembali.
Namun, untuk menuju ke dalam situs makam ini diperlukan perjuangan yang cukup dari pusat Desa Sungai sekitar waktu 30 menit menggunakan kendaraan roda 2 disaat kondisi jalan kering dan tidak berlumpur, sedangkan di kawasan sekitar situs makam merupakan kawasan kebun warga sehingga aksesnya adalah jalan setapak yang masih berupa jalan tanah.



Gambar : Makam Syech M. Adnan dan Dubalang Sampu Bauk. 

Kamis, 07 April 2016

PAK BEYE DAN KERABATNYA


Judul                           : Pak Beye dan Kerabatnya
Penulis                         :Wisnu Nugroho
Tahun Terbit               : 2010
Jumlah Halaman          : 294 Halaman 
Jenis Buku                   : Biografi
Penerbit                       : Kompas

Kerabat adalah orang dekat, bahkan orang – orang terdekat.sebagai manusia biasa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki banyak kerabat yang dalam beberapa kasus  lebih dekat daripada orang – orang terdekat. Wisnu Nugroho, jurnalis harian kompas yang pernah bertugas meliput di istana, kembali membagikan catatan tidak pentingnya.
Diantara kerabat itu adalah pengusaha, menteri, polisi, dan warga biasa. Dengan merekalah Pak Beye menjaga, merajut, dan mengembangkan kekuasaannya sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Pak Beye dan kerabatnya adalah Tetralogi Sisi lain SBY ketiga berisi sepak terjang kerabat atau orang – orang yang mengaku – ngaku dekat dengan Pak Beye. Ada yang masuk akal, ada pula yang nekat. Ada yang cari posisi, ada yang cari untung, ada juga yang mencari – cari dan pergi gigit jari. Setelah tersenyum –senyum dan gelisah hadir. Bersiap – siaplah berpikir.

Cerita selengkapnya dapat di baca untuk Pak Beye dan kerabatnya (Tetralogi Sisi Lain SBY). 

Senin, 28 Maret 2016

Resensi Buku: Pak Kalla dan Presidennya

J udul : Pak Kalla dan Presidennya 
Penulis : Wisnu Nugroho 
Tahun Terbit : 2011 
Jumlah Halaman : 124 Halaman 
Jenis Buku : Biografi
 Penerbit : Kompas


Buku ini ditulis oleh seorang Wartawan harian surat kabar nasional, Wisnu Nugroho. Penulis yang berada di lingkungan terdekat dari pak Kalla dapat dengan mudah mencari berita tentang sosok Wakil Presiden 2004-2009 itu. 
Dalam buku ini penulis menceritakan perjalanan Jusuf Kalla disaat-saat awal mencalonkan diri sebagai orang nomor dua di Indonesia yang kala itu tengah menjabat sebagai Menko Kesra dalam kabinet pimpinan Megawati Sukarno Putri. Penulis juga ikut langsung dalam kampanye-kampanye Jusuf Kalla hingga ke berbagai daerah di Indonesia.
 berikut ringkasan isi buku Pak Kalla dan Presidennya, 
Tahun 2004 - 2009 merupakan masa paling dinamis di Istana. Untuk Pertama kalinya, Presiden dan Wakil Presiden dipilih rakyat secara langsung. sepasang pemimpin, dengan karakter unuk dan cenderung berseberangan itu menghadirkan dinamika dan pertanyaan: Siapa pemimpin sesungguhnya???
dalam upaya mencari jawab atas pertanyaan ini, Wisnu Nugroho sebagai penulis menuliskan kisah "tidak penting" terkait relasi wakil Presiden dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memunculkan gelisah, dibagikan dengan nakal, dan jenaka. 
Kisah tidak penting mengenai sisi lain Wakil dalam buku Pak Kalla dan Presidennya membebaskan kita dari jebakan citra yang selama ini merangkap Pak Kalla sebagai pengusaha. setelah terbebas dari jebakan citra semoga kita bisa menjawab pertanyaan: Siapa pemimpin SESUNGGUHNYA???




Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/edosilver/resensi-buku-pak-kalla-dan-presidennya_552fc59b6ea834a9378b4599

Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) KARET : Penyiangan dan Wiwilan

1. Penyiangan Gulma
Penyiangan secara manual yaitu kegiatan membersihkan gulma yang berkayu maupun tidak berkayu pada areal stripan karet TBM. Penyiangan Gulma dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual maupun secara kimiawi. Penyiangan secara manual dapat menggunakan parang dan cangkul, sedangkan penyiangan secara kimiawi dapat menggunakan knapsack spayer dengan larutan herbisida sistemik gliphosate yang telah dicampurkan dengan air dengan dosis 7 cc/liter air ke rumput atau gulma pengganggu.
2. Kegiatan Pemangkasan Tunas Palsu (Wiwilan)
Wiwilan atau pembuangan tunas liar pada batang utama dengan menggunakan pisau dan gunting. Dalam kegiatan wiwilan terdapat dua sub kegiatan yang dikerjakan secara bersamaan yaitu pemangkasan tunas palsu dan pembersihan mucuna dari pohon. Kegiatan pemangkasan tunas palsu yang dipotong adalah tunas yang tumbuh di daerah 2,7 m – 3 m dari pangkal pohon. Pemotongan tunas liar dilakukan sebelum tunas berkayu, karena cabang yang telah berkayu selain sukar dipotong, juga akan merusak batang jika pemotongannya kurang hati-hati.

Rabu, 23 Maret 2016

Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Karet : PEMUPUKAN


Perencanaan Pemeliharaan merupakan suatu rencana kegiatan yang dibuat dan disusun  pada tingkat afdeling atau divisi melibatkan asisten dan para mandor setelah itu di rekomendasikan di tingkat site manajer selanjutnya di kirim ke pusat untuk mendapatkan persetujuan. perencanaan dilakukan agar pelaksanaan pemeliharaan dapat berjalan sesuai dengan ketetapan, guna mencapai tujuan yang efesien dan efektif. 
Kegiatan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan antara lain pemupukan, penyiangan, wiwilan, pengendalian hama dan penyakit.

Tabel 1. Kriteria Masa TBM Berdasarkan Usia Setelah Tanam
Usia
Keterangan
≤ 12 Bulan
TBM 1
13 Bulan - 24 Bulan
TBM 2
25 Bulan - 36 Bulan
TBM 3
37 Bulan - 48 Bulan
TBM 4
49 Bulan - 60 Bulan
TBM 5

Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menjaga dan mencukupi unsur hara dan tanah sehingga mampu mendukung pertumbuhan dan potensi produksi tanaman. Jenis pupuk yang digunakan dalam pengelolaan perkebunan karet antara lain adalah pupuk kimia dan pupuk organik.
Kegiatan pemupukan untuk seluruh tanaman karet baik tanaman belum menghasilkan maupun tanaman yang sudah menghasilkan. Penggunaan pupuk yang tepat dan sesuai akan mampu mengoptimalkan penggunaan pupuk dan memaksimalkan hasil yang diperoleh. Pada perkebunan besar dosis pemupukan dapat dilakukan dengan uji sampel tanah, dan daun sehingga dapat ditentukan jumlah pemupukan yang tepat untuk setiap tanaman.
Namun, pada perkebunan rakyat pemupukan didasarkan pada rutinitas dan kemampuan petani dalam melakukan pemupukan. Tidak bisa dipungkiri, setiap petani menentukan dosis pemupukan yang berbeda – beda untuk tanamannya. Hal ini terjadi karena tanaman karet yang ditanam beragam, dan kemampuan ekonomi itu sendiri. Tabel berikut dapat dijadikan pedoman bagi petani dalam menentukan dosis pemupukan pada tanaman karetnya.
Dosis pemupukan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2: Dosis Pemupukan  Tanaman Karet
Umur

Bulan Setelah Tanam
Urea
Rock Phosphate
SP 36
KCL
Kieserite
LCC (Legume Cover Crop)

300 kg/Ha




                              ................. gr/pohon.............
Lobang Tanam (Pit Hole)

500



1 Thn
2
25




4
25

100
25
25
6
50


50

9
75

100
75
50
12
100




Jumlah
275

200
150
75
2 Thn
15
75

100
100
25
18
75

100
100
50
22
100




Jumlah
250

200
200
75
26
125

200
200
100
3 Thn
32
125





Jumlah
250

200
200
100
4 Thn
38
150

250
250
100
44
150




Jumlah
300

250
250
100
5 Thn
Tergantung Hasil Analisa Daun