Selasa, 27 November 2012

Bekerja Sebagai Ibadah



Allah Maha Pemurah kepada setiap manusia, terlebih lagi kepada umat-Nya yang taat. Rezeki yang halal adalah salah satu nikmat Allah yang diberikan kepada umat-Nya. Salah satu pintu rezeki yang dibukakan Allah untuk umat-Nya adalah melalui bekerja. Dengan bekerja, jalan rezeki yang akan diberikan Allah akan menjadi terbuka lebih mudah.
Tanyakan pada diri kita, untuk apa kita bekerja? Untuk kelangsungan hidup, mendapat harta yang banyak, dapat hidup lebih makmur dan akhirnya dapat kesejahteraan dan masa depan yang cerah. Secara duniawi semuanya sudah tercapai, lalu bagaimana dengan urusan akhirat kita? Untuk mendapatkan dunia dan akhirat melalui aktifitas bekerja, kita juga harus melandasinya dengan ibadah.
Ibadah mana yang akan kita kaitkan dengan bekerja?
Niat, kita dapat mengawali suatu pekerjaan dengan niat yang ikhlas, yaitu dengan mengharap ridho Allah dan rezeki yang barokah. Do’a adalah senjata terhebat bagi seorang muslim, maka biasakan mengawali setiap kegiatan kita dengan berdo’a. Karena dengan berdo’a, Insya Allah setiap pekerjaan akan dipermudah dan diridhoi oleh Allah SWT. Lagipula Rasulullah mengatakan bahwa manusia yang tidak ataupun mengabaikan berdo’a adalah manusia yang sombong. Bukankah Allah tidak membutuhkan kita, melainkan kita yang membutuhkan Allah?
Ikhtiar, dalam melakukan setiap pekerjaan hendaknya seorang muslim melakukannya dengan usaha yang sungguh-sungguh dan maksimal. Dengan hanya mengharap ridho Allah dan tanpa mengharapkan pujian dari orang lain tentunya akan membuat setiap langkah kita menjadi lebih ringan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Dengan ikhtiar, segala persoalan yang sulit Insya Allah dipermudah oleh-Nya.
Tawakkal, setelah mengerjakan rangkaian diatas, seorang manusia yang pada hakikatnya tiada mempunyai daya dan upaya terhadap apapun haruslah bertawakkal kepada Allah. Dalam hal ini berserah diri kepada Allah dengan maksud setelah melakukan suatu pekerjaan dengan usaha yang maksimal, seorang muslim harus menyerahkan hasil yang dicapai sepenuhnya kepada kekuasaan Allah. Hanya dengan kuasa-Nya segala sesuatu di dunia ini dapat terjadi. Dengan demikian, seorang muslim akan dijauhkan dari sifat takabur dan ujub atas jerih payahnya dikarenakan semuanya hanyalah berdasar kuasa Allah pemilik seluruh alam semesta, dan bukan semata-mata atas jerih payah kita.
Bersyukur, puncak dari setiap rangkaian ibadah seorang muslim yang taat adalah bersyukur kepada Allah SWT. Dengan bersyukur kepada Allah, seorang muslim diharapkan bersifat arif dan bijaksana dalam memandang sesuatu atas kuasa Allah. Syukur adalah suatu pembeda antara muslim yang taat dan muslim yang khilaf atas nikmat-Nya.
Firman Allah :
Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu mema’lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. 14:7)
Dengan rangkaian ibadah diatas, maka pekerjaan yang kita lakukan akan bernilai lebih di hadapan Allah SWT. Bukan hanya dunia saja yang didapat, melainkan akhirat-pun termasuk didalamnya. Ridho Allah yang didambakan setiap umat akan lebih mudah dicapai dan bonus lainnya berupa rezeki yang barokah-pun dapat kita raih.

salam Muslim Negarawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar