Selasa, 26 April 2016

SEJARAH YANG ADA DESA SUNGAI ABANG , TEBO JAMBI

 Sejarah ini masih jauh dari kata benar, karena masih banyak yg perlu digali dan didalami. penulis hanya mampu menulis sedikit saja, karena keterbatasan waktu, dan tenaga.
1.1.Sejarah Bukit Sanggo Inai
Awal cerita bernama Bukit Berbun. Kemudian menjadi Sanggo Denai yang berarti halangin saya. Pada zaman penjajahan datanglah Raja dari Pulau Jawa yang ingin meminang Ratu Negeri Jambi yaitu Ratu Putri Pinang Masak. Namun, Putri Pinang Masak tidak mau dipinang oleh Raja Jawa sehingga Raja Jawa menjadi marah dan menyerang Kerajaan Negeri Jambi. Kerajaan Putri Pinang Masak tidak mampu membendung kekuatan serangan Raja Jawa sehingga Putri Pinang Masak terdesak. Putri Pinang Masak meninggalkan istana dan menyingkir ke pedalaman bukit atau hutan.
Di Bukit Sanggo Inai terdapat dua Makam yang menurut cerita penduduk sekitar merupakan Makam Datuk Tumenggung Paku Nagaro. Di Bukit Sanggo Inai mengalir sungai Sungsang. Dinamakan Sungai Sungsang dikarenakan menurut cerita aliran sungai berjalan dari muara ke hulu Batang Hari. Artinya aliran sungai tidak sesuai aliran yang sebenarnya.
Menurut Datuk Masri, tidak sembarang penduduk dapat masuk ke dalam Bukit Sanggo Inai dengan mudah, akan banyak gangguan disana, maupun ketika sudah kembali dari kawasan Bukit Sanggo Inai. Sehingga penulis pun belum berani datang langsung melihat ke dalam kawasan Bukit Sanggo Inai.
1.2.Sejarah Sungai Lansisip
Menurut cerita, zaman dahulu kala, seorang pengembara mendatangi wilayah hutan Pemberian untuk mencari Damar. Pada waktu tengah hari atau Zhuhur dia bertemu sebuah sungai untuk mencari minum dan berwudhu’ untuk melaksanakan sholat. Saat itu, dia melihat seekor elang mati tersisip pada sebuah pohon. Sejak saat itu orang – orang menamai sungai tersebut dengan nama Sungai Lansisip.

1.3.Dua Situs Makam di Dusun Pemberian
Terdapat dua makam keramat di Dusun Pemberian yaitu Makam Syech M. Adnan dan Makam Dubalang Sampu Bauk. Dua makam ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Konon kata, Dubalang Sampu Bauk yang merupakan utusan Kerajaan Palembang tidak mau menyerah kepada penjajah Hindia Belanda. Sehingga ketika terdesak akhirnya menyingkir ke pedalaman hutan Pemberian dan menetap disana bersama Syech M. Adnan dan membuat perkampungan di sekitar Pemberian.
Dubalang Sampu Bauk memiliki gelar lain yaitu Datuk Pinang Batu. Konon Dubalang Sampu Bauk di Dusun Pemberian mengadakan jamuan makan Sirih Batu Betarung, namun sirih tersebut tidak menggunakan pinang tetapi batu yang berwarna putih bersih. (Perlu pendalaman lebih lanjut).
Syech Adnan adalah seorang ulama besar yang mengikuti perjalanan Dubalang Sampu Bauk sampai ke wilayah Pemberian dan menyebarkan agama Islam di sekitar Pemberian sampai akhir hayatnya. Waktu penyebarannya tidak diketahui dengan pasti namun diperkirakan sekitar penjajahan Belanda diwilayah Negeri Jambi.
Menurut keterangan Pak Amri (warga sekitar makam), dua makam ditemukan ketika warga membuka lahan perkebunan di sekitar makam. Warga yang membuka lahan mendapatkan ghaib dari penjaga sekitar makam. Kemudian mendapatkan mimpi tentang ihwal keberadaan makam dilahan tersebut. Makam tersebut dahulu diberitakan memiliki kedalaman 50 meter berbentuk kerucuk. Diceritakan juga bahwa warga Sitiung sempat ditemui dalam mimpi. Saat ini dimasjid Pemberian ditemui sosok orang tua berjubah putih memberitahukan bahwa ada dua makam berjarak 200 meter.
Ihwal tersebut kemudian ditanyakan kepada orang Desa Sungai Abang yang mengetahui tentang sejarah tersebut, untuk menggali lebih lanjut didatangkan orang pintar untuk dapat berinteraksi dengan penghuni sekitar makam untuk mengetahui sejarah dan keberadaan pasti lokasi makam. Namun kebenaran semua ini masih perlu untuk digali kembali.
Namun, untuk menuju ke dalam situs makam ini diperlukan perjuangan yang cukup dari pusat Desa Sungai sekitar waktu 30 menit menggunakan kendaraan roda 2 disaat kondisi jalan kering dan tidak berlumpur, sedangkan di kawasan sekitar situs makam merupakan kawasan kebun warga sehingga aksesnya adalah jalan setapak yang masih berupa jalan tanah.



Gambar : Makam Syech M. Adnan dan Dubalang Sampu Bauk. 

Kamis, 07 April 2016

PAK BEYE DAN KERABATNYA


Judul                           : Pak Beye dan Kerabatnya
Penulis                         :Wisnu Nugroho
Tahun Terbit               : 2010
Jumlah Halaman          : 294 Halaman 
Jenis Buku                   : Biografi
Penerbit                       : Kompas

Kerabat adalah orang dekat, bahkan orang – orang terdekat.sebagai manusia biasa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki banyak kerabat yang dalam beberapa kasus  lebih dekat daripada orang – orang terdekat. Wisnu Nugroho, jurnalis harian kompas yang pernah bertugas meliput di istana, kembali membagikan catatan tidak pentingnya.
Diantara kerabat itu adalah pengusaha, menteri, polisi, dan warga biasa. Dengan merekalah Pak Beye menjaga, merajut, dan mengembangkan kekuasaannya sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Pak Beye dan kerabatnya adalah Tetralogi Sisi lain SBY ketiga berisi sepak terjang kerabat atau orang – orang yang mengaku – ngaku dekat dengan Pak Beye. Ada yang masuk akal, ada pula yang nekat. Ada yang cari posisi, ada yang cari untung, ada juga yang mencari – cari dan pergi gigit jari. Setelah tersenyum –senyum dan gelisah hadir. Bersiap – siaplah berpikir.

Cerita selengkapnya dapat di baca untuk Pak Beye dan kerabatnya (Tetralogi Sisi Lain SBY).